Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Australia mengeluarkan rencana memangkas defisit anggaran pada tahun fiskal ini. Namun saat yang sama, Canberra memberikan sinyalemen negara bakal kekuarangan pendanaan karena ada anggaran-anggaran pengeluaran yang tak terhindarkan, misalnya membiayai sektor kesehatan, melonggarkan biaya hidup warga dan merawat veteran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Australia kemungkinan akan menghadapi pemilu yang sulit. Pemerintah Australia yang saat ini dikuasai sayap tengah kiri mengatakan perekonominan telah melambat di bawah beban suku bunga dan inflasi yang tinggi. Namun anggaran belanja negara diharapkan bisa membantu memastikan ekonomi Australia mendarat dengan mulus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data terbaru memperlihatkan tanpa investaasi publik dalam infrastruktur dan potongan biaya listrik pada kuartal ketiga, maka ekonomi Australia tetap akan resesi. Pada paparan Mid-Year Economic and Fiscal Outlook (MYEFO), Canberra masih masih harus memangkas pertumbuhan ekonomi pada tahun fiskal ini sampai akhir Juni 2025 menjadi 1,7 persen atau turun 2.0 persen.
Sedangkan pertumbuhan upah juga turun 3.0 persen, di mana ini adalah pukulan bagi klaim Canberra yang akan ada kenaikan upah. Sebelumnya Partai Nasional Liberal Australia sudah pesimis dengan klaim itu.
Ekonomi yang melambat telah membuat Bank Sentral Australia pada akhir pekan lalu melonggarkan kebijakan setelah mempertahankan suku bunga 4.35 persen sepanjang tahun ini. Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers pada Rabu, 18 Desember 2024, memberikan sinyalemen akan ada kelonggaran biaya hidup ke depannya, seperti pemangakasan pajak, potongan listrik, obat-obatan yang terjangkau dan kebijakan lainnya yang telah dilaksanakan pemerintah saat ini.
“Jika kami mampu berbuat lebih banyak dan ada peluang untuk membantu orang lebih banyak dalam mengurangi biaya hidup, maka kami tentu saja akan mempertimbangkan itu,” kata Chalmers.
Segala anggaran belanja negara ini telah menyebabkan Canberra mengalami defisit setelah dua tahun surplus. Untungnya, defisit anggaran belanja negara saat ini tidak sebanyak yang ditakutkan. Kementerian Keuangan Australia sebelumnya memproyeksikan defisit sebesar AUD 26.9 miliar (Rp273 triliun) untuk tahun fiskal 2024/2025, dibanding proyeksi anggaran pada Mei 2024 sebesar AUD28.3 miliar (Rp287 triliun).
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini