Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Australia menampung sejumlah atlet Afghanistan termasuk pembawa bendera Olimpiade Kimia Yousofi beserta anggota keluarga mereka yang melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan lima keluarga Afghanistan yang memiliki "hubungan dengan gerakan Olimpiade" telah tiba di Australia dalam beberapa bulan terakhir setelah proyek 12 bulan untuk membawa mereka ke tempat yang aman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kimia Yousofi (Twitter@@farnazfassihi)
Mereka termasuk pelari cepat Yousofi, yang membawa bendera Afghanistan di Olimpiade Tokyo tahun lalu dan peraih medali Asian Games taekwondo Ahmad Abasy, kata AOC, Rabu, 17 Agustus 2022.
Secara keseluruhan, 31 anggota keluarga telah tiba di Australia - yang pertama pada awal Juni dan yang terbaru minggu lalu.
"Untuk keluarga yang terlibat, tekanan dan ketidakpastian selama ini sangat besar," kata Kepala Eksekutif AOC Matt Carroll dalam sebuah pernyataan.
"Banyak yang telah menghabiskan waktu di lokasi di luar Afghanistan dan luar biasa sekarang memiliki mereka di tanah Australia. Semua tiba dengan bahagia."
AOC bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengamankan visa dan penerbangan untuk kedatangan atlet Afghanistan sementara Komite Olimpiade Internasional memberikan dukungan keuangan selama waktu mereka di lokasi sementara.
Yousofi mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia dan AOC, dan mengatakan dia berharap dapat bersaing di Olimpiade tahun depan di Paris.
"Ini merupakan perjalanan bagi saya, tetapi saya sangat senang berada di sini," katanya. Saya pada dasarnya memulai hidup baru di sini."
Australia mengevakuasi lebih dari 70 atlet Afghanistan, anggota keluarga dan pejabat setahun yang lalu ketika Taliban mengambil alih kekuasaan.
Perempuan dilarang melakukan banyak aktivitas, termasuk sekolah, bekerja, dan berolahraga.
Laki-laki terus bermain olahraga di tingkat komunitas dan elit di negara ini, tetapi perempuan secara efektif dikurung di rumah mereka oleh peraturan dan intimidasi.
Taekwondoin Abasy mengatakan dalam pernyataannya bahwa olahraga adalah "hak alami" setiap manusia.
“Sayangnya, sekarang di Afghanistan, olahraga memiliki perspektif gender dan anak perempuan ditolak haknya untuk berolahraga,” katanya. "Ini adalah kehilangan besar bagi olahraga Afghanistan dan dunia."
Reuters