Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Australia menolak memberikan visa kepada mantan Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman Israel Ayelet Shaked pada Kamis, karena kehadirannya dinilai dapat "menghina" warga Australia atau "memicu ketegangan," menurut laporan media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shaked, sebelumnya dijadwalkan menghadiri konferensi keamanan di Canberra pekan depan, diberitahu oleh Kementerian Dalam Negeri Australia pada Kamis, seperti dilaporkan oleh The Australian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga tersebut mengacu pada ketentuan dalam Migration Act yang memungkinkan penolakan visa jika kehadiran pemohon dianggap berpotensi menyebabkan ketegangan sosial atau "memicu ketegangan" di kalangan komunitas tertentu di Australia.
Shaked menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada 2021-2022 dan Menteri Kehakiman pada 2015-2019. Ia dikenal mendukung pembangunan permukiman ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat, serta pernah menjadi anggota partai sayap kanan New Right di Knesset.
Shaked juga menuai kemarahan internasional setelah menyatakan perempuan Palestina melahirkan “ular”, sehingga semua warga Palestina hingga anak bayi, harus dimusnahkan.
Hingga berita ini disiarkan, Kementerian Dalam Negeri maupun pejabat Australia belum memberikan komentar terkait masalah ini.
Konferensi keamanan yang diselenggarakan oleh Dewan Urusan Yahudi dan Israel/Australia dan Strategic Analysis Australia itu, dijadwalkan untuk membahas isu-isu pertahanan dan keamanan.
Pilihan Editor: Ayalet Shaked, Si Cantik Berhati Bengis dari Israel
ANADOLU