Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Boikot yang Menonjok Zuckerberg

Sebanyak 200 lebih perusahaan besar mencabut iklannya dari Facebook dan Instagram. Gugatan terhadap pembiaran ujaran kebencian.

4 Juli 2020 | 00.00 WIB

Tanda masuk kantor pusat Facebook di Menlo Park, California, Amerika Serikat, Oktober 2018./REUTERS/Elijah Nouvelage/File Photo
Perbesar
Tanda masuk kantor pusat Facebook di Menlo Park, California, Amerika Serikat, Oktober 2018./REUTERS/Elijah Nouvelage/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Total nilai iklan dari 200 lebih perusahaan besar yang mencabut iklannya dari Facebook dan Instagram mencapai US$ 50 miliar.

  • Bagian dari kampanye #StopHateforProfit yang menggugat pembiaran ujaran kebencian di Facebook.

  • Facebook kerap dituduh lamban merespons pengaduan soal ujaran kebencian.

MULANYA, sejumlah bekas karyawan Facebook melayangkan surat terbuka yang dimuat di surat kabar New York Times, 3 Juni lalu. Mereka menggugat sikap diam pemimpin perusahaan media sosial tersebut terhadap komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dituduh rasis. Dalam anggapan mereka, keputusan CEO Facebook Mark Zuckerberg dan para petinggi lain yang membiarkan komentar itu merupakan sikap “pengecut”.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus