Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat tanah longsor di provinsi Yunnan, Cina meningkat menjadi 25 orang pada Selasa malam, 23 Januari 2024. Petugas penyelamat berjuang mencari korban dengan melawan suhu beku dan salju untuk menemukan puluhan orang hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim penyelamat bekerja sepanjang malam untuk menyaring gundukan tanah yang dalam di lokasi tanah longsor di Kabupaten Zhenxiong, demikian laporan China Central Television (CCTV) milik negara pada hari Selasa. Salah satu penyelamat mengatakan mesin besar tidak dapat digunakan karena tanah tidak stabil, menurut laporan dari media lokal The Cover, yang dimiliki oleh Sichuan Daily Newspaper Press Group.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika penggalian dibongkar di bawah, bagian atas mungkin akan terus runtuh. Sulit untuk melakukan operasi mekanis skala besar, dan sangat sulit untuk melakukan penyelamatan di lokasi,” kata pekerja tersebut.
Setelah tanah longsor melanda pada hari Senin, setidaknya 47 orang dari 18 rumah tangga dilaporkan hilang, kata CCTV. Sebanyak 25 orang di antaranya kini dipastikan tewas, 19 orang lainnya masih hilang dan tiga orang lainnya telah ditemukan oleh tim penyelamat. Dua orang lainnya dirawat di rumah sakit karena cedera kepala dan tubuh, kata komisi kesehatan nasional.
Tanah longsor melanda dua desa di barat daya kota Zhaotong sekitar pukul 05:51 (2151 GMT), menutupi rumah-rumah di tanah pegunungan berwarna coklat di kaki bukit, CCTV melaporkan. “Gunung itu baru saja runtuh, puluhan orang terkubur,” ujar seorang pria bermarga Gu. Ia menyaksikan tanah longsor tersebut dan mengatakan kepada stasiun TV milik negara di provinsi tetangga Guizhou.
Gu mengatakan empat kerabatnya terkubur di bawah reruntuhan. “Mereka semua tidur di rumah masing-masing,” katanya.
Lebih dari 500 orang dievakuasi dari rumah mereka, kata CCTV. Para pejabat mengatakan bahwa tanah longsor terjadi di daerah tebing curam di puncak lereng gunung.
REUTERS
Pilihan editor: Mimpi Arab Saudi sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia, Sampai Mana?