Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bom mobil meledak di pinggir jalan di Turki. Ledakan itu merusak sebuah minibus polisi di jalan raya di provinsi Diyarbakir Turki tenggara pada Jumat, 16 Desember 2022, Sebanyak sembilan orang di dalam bus terluka dan dibawa ke rumah sakit, menurut Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dilansir dari Reuters.
Baca: Recep Tayyip Erdogan Umumkan Turki Temukan Ladang Minyak Baru
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima orang yang diyakini sebagai pelaku ledakan dan kolaborator, telah ditahan. Menurut Soylu, serangan diduga dilakukan oleh organisasi teroris yang biasanya mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber keamanan dan laporan media mengatakan sebelumnya bahwa delapan petugas polisi terluka dalam ledakan itu. Namun Soylu mengatakan kepada wartawan bahwa sembilan orang tak mengalami luka serius. Satu di antara korban adalah warga sipil.
Dia mengatakan kesembilan orang itu telah keluar dari rumah sakit. Pelaku, yang menurut Soylu mengaku bertanggung jawab, memiliki saudara kandung di PKK yang telah dilumpuhkan oleh pasukan keamanan pada 2004.
Ledakan terjadi di dekat pasar ternak sekitar 10 kilometer selatan pusat Diyarbakir, kota terbesar di kawasan itu. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Militan Kurdi, sayap kiri, dan Islam semuanya telah melakukan serangan bom di Turki sebelumnya.
Sebuah bom menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya di kota terbesar Turki, Istanbul, bulan lalu. Puluhan orang, termasuk seorang wanita Suriah, ditahan sebagai tersangka.
Turki menyalahkan militan Kurdi atas ledakan itu, tetapi tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab saat itu. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin PKK dan Kurdi membantah terlibat.
PKK melancarkan pemberontakan melawan Turki pada 1984. Sebagian besar pemberontak terfokus di tenggara Turki yang sebagian besar adalah Kurdi. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik tersebut. PKK dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Simak: Temui Dubes RI di Turki, Pengusaha Perempuan NTB Jajaki Peluang Pasar Ekspor
REUTERS