Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kolombia mengekstradisi Dairo Antonio Usaga, yang dikenal sebagai Otoniel, seorang tersangka pengedar narkoba dan pemimpin kelompok kriminal Clan del Golfo ke Amerika Serikat, kata Presiden Ivan Duque pada Rabu, 4 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekstradisi ke AS adalah salah satu senjata utama Kolombia untuk memerangi perdagangan narkoba, serta salah satu hal yang paling ditakuti oleh kartel narkoba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoniel, yang menurut otoritas Kolombia memperdagangkan antara 180 dan 200 ton kokain setahun di bawah Clan del Golfo, ditangkap Oktober lalu di provinsi Antioquia.
"Ekstradisi ini menunjukkan tidak ada seorang pun yang berada di atas negara Kolombia," kata Duque dalam pesan video di mana ia membandingkan Otoniel dengan almarhum raja obat bius Pablo Escobar. Ekstradisi itu merupakan kemenangan bagi negara Andes, katanya.
Escobar adalah gembong narkoba yang menguasai 80 persen pasar kokain Amerika Serikat pada 1980an.
Proses pengiriman tersangka pengedar narkoba ke Amerika Serikat dimulai setelah pengadilan administratif tertinggi Kolombia mencabut perintah sementara untuk menangguhkan ekstradisinya.
Mengenakan rompi antipeluru dan helm, Otoniel tiba di sebuah pangkalan udara di ibu kota Kolombia, Bogota, di mana ia terlihat naik pesawat dikawal oleh polisi Kolombia.
Pihak berwenang mengatakan pria berusia 50 tahun itu bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan keamanan Kolombia.
Dia dicari di Amerika Serikat untuk kejahatan perdagangan narkoba, konspirasi dan kepemilikan senjata secara ilegal.
Kolombia menghapus ekstradisi ke Amerika Serikat pada tahun 1991 di tengah kampanye teror pembunuhan dan pemboman oleh kartel narkoba, tetapi praktik itu dipulihkan oleh Kongres pada 1997.
Pihak berwenang Kolombia mengatakan Otoniel ditangkap selama operasi oleh pasukan keamanan yang melibatkan ratusan pria dan hampir dua lusin helikopter, meskipun dia kemudian mengatakan kepada pengadilan Yurisdiksi Khusus untuk Perdamaian (JEP) bahwa dia menyerahkan diri.
JEP dibentuk berdasarkan kesepakatan damai 2016 dengan kelompok pemberontak FARC yang sekarang didemobilisasi untuk mengadili mantan kombatan dan anggota militer.
Pengacara Otoniel menentang ekstradisinya, dengan mengatakan dia harus diizinkan untuk bersaksi di depan JEP, mengakui perannya dalam konflik internal Kolombia dan mengungkapkan hubungan antara militer dan kelompok bersenjata ilegal. Konflik tersebut telah menewaskan sedikitnya 260.000 orang.
Reuters