Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bos Moderna Sebut Virus Corona Kian Melemah, Pandemi COVID-19 Segera Berakhir?

Bos Moderna menyatakan bahwa masuk akal pandemi virus Corona segera berakhir.

17 Februari 2022 | 17.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan bahwa masuk akal untuk menyatakan bahwa pandemi virus Corona hampir berakhir. Kemungkinan 80 persen virus yang menyebabkan COVID-19 akan menjadi kurang ganas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Bancel bertentangang dengan para ahli yang memperingatkan bahwa belum bisa dipastikan virus tersebut akan berkembang menjadi kurang mematikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bancel menjawab pertanyaan saat diwawancara CNBC's Squawk Box Asia pada hari Rabu, 16 Januari 2022 tentang apakah dia percaya bahwa pandemi itu dalam tahap akhir. "Saya pikir itu adalah skenario yang masuk akal," ujarnya.

Bancel mengatakan dia berpikir ada sekitar 80 persen kemungkinan ketika virus berevolusi menjadi semakin kurang ganas. Bila virus Corona menjadi kurang ganas, Bancel berharap orang-orang yang berusia di atas lima puluh tahun dan mereka yang berisiko tinggi sakit parah, bakal kuat melawan COVID-19 setiap tahun. "Virus ini akan tinggal bersama manusia selamanya, seperti flu, dan kita harus hidup dengannya," katanya.

Tetapi Bancel memperingatkan bahwa masih ada peluang 20 persen bahwa mutasi berikutnya dapat membuat virus lebih ganas dibandingkan varian Omicron. "Saya pikir kita beruntung bahwa Omicron tidak terlalu ganas, tetapi kita masih kehilangan ribuan orang yang sekarat setiap hari di planet ini," katanya. "Virusnya tidak dapat diprediksi."

Para ahli mungkin setuju tentang ketidakpastian virus, namun prediksi Bancel dinilai terlalu optimistis. Francois Balloux, direktur di University College London Genetics Institute, mengatakan di Twitter bahwa tidak ada teori yang berarti bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 bermutasi menjadi kurang ganas.

Sementara itu, Ashish Jha, dekan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, mengatakan bahwa tidak ada jaminan varian masa depan akan kurang ganas. "Lonjakan besar bisa mematikan," katanya. Jha juga mengatakan sebelum ditemukan varian apa pun di masa depan, orang harus didorong untuk divaksinasi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal di Organisasi Kesehatan Dunia, memperingatkan bahwa berbahaya mengasumsikan Omicron akan menjadi varian terakhir yang muncul selama pandemi. Tedros juga menyangkal pandemi segera berakhir.

Baca: Jepang Lambat Berikan Booster, Kematian Akibat Omicron Dikhawatirkan Naik

BUSINESS INSIDER

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus