Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perang Suriah telah menghancurkan benda-benda purbakala bernilai sejarah tinggi. Cara paling ampuh melindungi benda-benda bernilai sejarah dari kehancuran akibat perang adalah dengan menghentikan perang itu sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegeraman hancurnya benda-benda purbakala akibat perang diperlihatkan Ari Ide-Ektessabi, profesor bidang teknologi pengambilan gambar tingkat tinggi, Fakultas Teknik Universitas Kyoto, Jepang. Dia mengatakan cara paling efektif melindungi benda purbakala dari ancaman perang adalah dengan tidak melakukan peperangan sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: UNESCO: Kota Tua Aleppo Hancur Akibat Perang Saudara
Sebuah artefak bersejarah yang tersimpan di museum kota kuno, Palmyra, Suriah, rusak, 27 Maret 2016. UNESCO menyebut Palmyra sebagai peninggalan budaya kuno terpenting di dunia. REUTERS
“Perang yang terjadi di Suriah merupakan salah satu contoh orang-orang yang tidak memahami aset budaya. Benda-benda purbakala di sana dicuri dan dijual untuk mendapatkan uang,” kata Ide-Ektessabi di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Dia menjelaskan, musuh aset budaya adalah perang serta kemiskinan dan kebodohan, yang bisa ditemukan dalam manusia. Jika suatu masyarakat miskin dan bodoh, benda-benda purbakala yang memiliki aset sejarah tinggi bisa lenyap dijual. Karena itu, perlindungan terhadap benda-benda purbakala bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tapi juga diperlukan partisipasi masyarakat yang tinggi.
Perang saudara di Suriah telah menghancurkan puluhan gedung kuno, candi, dan benda-benda purbakala lain. Terakhir, pada pekan keempat Januari 2018, serangan udara Ranting Zaitun oleh militer Turki di wilayah utara Suriah menghancurkan sebuah candi berusia 3.000 tahun. Seperti dikutip dari Straits Times, Departemen Perlindungan Barang-barang Antik Suriah menyayangkan hancurnya candi yang dibangun Suku Aram di Suriah sebelum Masehi itu, yang juga telah menjadi salah satu monumen penting negara tersebut selama ini.