Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan laut Cina menguji coba Rudal Balistik Kapal Selam (SLBM) paling baru mereka, JL-3, yang diklaim mampu menjangkau daratan Amerika Serikat dari lepas pantai Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JL-3 digadang sebagai rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) paling canggih milik Tentara Pembebasan Rakyat Cina (People’s Liberation Army/PLA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski Cina belum secara resmi mengkonfirmasi sedang mengembangkan rudal JL-3 berjuluk Big Wave, angkatan laut Cina dilaporkan telah mengujinya, menurut laporan South China Morning Post, 13 Mei 2020.
Para peneliti yang terlibat dalam pengembangan rudal SLBM JL-3 juga telah dianugerahi salah satu penghargaan ilmu pengetahuan tertinggi Cina.
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) sedang mengembangkan SLBM generasi ketiga, JL-3, dengan jangkauan lebih dari 12.000 km, jarak yang cukup jauh untuk menghantam daratan Amerika Serikat jika rudal diluncurkan dari pantai Cina. Cina telah melakukan beberapa uji terbang pada 2018 dan 2019.
Pengamat militer Cina mengatakan uji coba rudal itu sebagai tanggapan terhadap penargetan Cina oleh Presiden AS Donald Trump terhadap strategi pencegahannya.
Media Partai Komunis Cina, The Global Times, pada 8 Mei menyebut JL-3 sebagai salah satu dari tiga senjata Cina yang mampu menahan ancaman AS bersama dengan pesawat pengebom siluman H-20 dan rudal antarbenua DF-41.
Kapal Selam Cina meluncurkan rudal balistik bawah laut (SLBM) JL-2.[militarywatchmagazine.com]
Pendahulu rudal ini, JL-2, yang memiliki jangkauan 7.400 km, dikerahkan pada kapal selam nuklir Tipe 094A untuk patroli operasional pada tahun 2015, menandakan bahwa Cina akhirnya memiliki kemampuan nuklir berbasis laut yang kredibel.
JL-3, yang memiliki bahan bakar padat, diperkirakan akan sepenuhnya terintegrasi dengan kapal selam generasi berikutnya, Tipe 096, pada tahun 2025.
Tes terakhirnya, pada bulan Desember 2019, dilakukan dengan menggunakan kapal selam nuklir Tipe 094, tetapi militer Cina berencana untuk mempersenjatai kapal selam Tipe 096 dengan rudal, dan proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Kapal selam berkemampuan balistik (SSBN) Type 094 milik angkatan laut Cina.[CRS by Navy Office of Legislative Affairs via Wikimedia Commons]
Song Zhongping, seorang pakar militer Cina dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times pada hari Jumat bahwa AS menekan dan mengancam Cina di semua bidang. "Sejak AS tidak lagi melihat senjata nuklir sebagai senjata pencegah belaka, kini AS melihat potensi senjata nuklir dapat digunakan di medan perang, dan karenanya Cina harus memperluas persenjataan nuklirnya dalam menanggapi ancaman besar ini," kata Song Zhongping.
Cina memandang senjata nuklir hanya sebagai pencegahan strategis, tetapi setiap pencegahan harus cukup kuat untuk menghentikan agresi militer terhadap Cina, kata para analis. Jika senjata nuklir dijatuhkan di Cina, senjata nuklir Cina harus cukup untuk membasmi musuh sebagai pembalasan, kata para pakar militer yang dikutip Global Times.
Cina memamerkan koleksi senjata nuklirnya yang paling canggih pada parade Hari Nasional militer yang diadakan di Beijing pada 1 Oktober 2019. Salah satu yang dipamerkan dalam parade adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-41 yang jika diluncurkan dari daratan Cina, diklaim mampu menghantam daratan AS dengan beberapa hulu ledak nuklir.