Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Demo Berdarah di Sudan, 40 Jasad Ditemukan dari Dalam Sungai Nil

Komite Dokter Sudan melaporkan tentang penemuan 40 jasad dari dalam sungai Nil yang diduga dibuang oleh kelompok milisi Pasukan Dukungan Cepat.

6 Juni 2019 | 20.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Dewan Transisi Militer Sudan Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. [ARAB NEWS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dalam demonstrasi memprotes pemerintahan militer di Sudan bertambah menjadi 100 orang, setelah 40 jasad ditemukan dari dalam sungai Nil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komite Dokter Sudan melaporkan tentang penemuan 40 jasad dari dalam sungai Nil. Mengutip laporan Al Jazeera, 6 Juni 2019, organisasi milisi yang disebut Pasukan Dukungan Cepat diduga membuang jasad-jasad itu ke sungai Nil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komite Dokter Sudan menjelaskan di Facebook bahwa Pasukan Dukungan Cepat sebelumnya membawa jasad-jasad itu ke tempat yang tidak diketahui.

Pengunjuk rasa membakar ban saat melakukan aksi protes menuntut Dewan Militer menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil, di Khartoum, Sudan 3 Juni 2019. Setidaknya 35 orang tewas di Sudan setelah pasukan keamanan menyerbu tempat protes duduk (sit-in protest) di ibu kota Khartoum. REUTERS/Stringer

Menurut laporan CNN, sejumlah saksi mengatakan kepada polisi bahwa kelompok milisi itu menembaki pendemo pada hari Senin lalu. Beberapa video menayangkan pasukan keamanan memukuli orang-orang dengan tongkat.

Ketua dewan militer yang berkuasa di Sudan, Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memerintahkan penyelidikan atas orang-orang yang tewas dalam demonstrasi itu.

Demonstran menuntut Dewan Transisi Militer yang menjalankan pemerintahan setelah mengkudeta presiden Omar al-Bashir pada April lalu memberi jalan bagi pemerintahan sipil yang dipimpin lembaga pemerintahan interim.

Setelah kudeta, Dewan Transisi Militer dan kelompok oposisi sepakat membentuk pemerintahan transisi demokrasi. Namun, al-Burhan pada hari Selasa, mengatakan pemilu sebagai satu-satunya cara untuk membentuk pemerintahan Sudan.

Al-Burhan juga memohon maaf kepada rakyat Sudan dan mengatakan semua yang terlibat dalam kekacauan dalam aksi protes akan dituntut pertanggungjawaban hukum.

Al-Burhan juga mengajak rakyat Sudah untuk menutup lembaran lama dan membuka kembali lembaran baru untuk meraih Sudah yang lebih baik di masa depan.

Jenderal ini juga mengatakan Dewan Transisi Militer akan bersedia bernegosiasi dengan kelompok-kelompok oposisi Sudan.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus