Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBERAPA kuatkah sebenarnya lobi Yahudi di Amerika Serikat? Warga Yahudi AS kini sekitar enam juta orang, atau 2,5% dari penduduk Amerika. Diperkirakan, dua juta aktif di sektor politik. Menurut Paul Findley, pengarang buku They Dare to Speak Out, dari jumlah tersebut yang aktif cuma 250.000 orang. Findley adala bekas anggota Kongres AS yang "melawan arus", dengan bukunya yang menelanjangi lobi Yahudi tersebut. Umumnya aktivis politik Yahudi ini berpendidikan tinggi dan sangat sukses di bisnis. Mereka pun tak sungkan memberikan sumbangan gede pada kandidat politik dan organisasi yang kuat pengaruhnya. Dalam catatan Kongres Yahudi Amerika, salah satu organisasi Yahudi AS, 50% dana aktivitas nasional Partai Demokrat dipasok oleh kelompok Yahudi. Sedangkan untuk Partai Republik, 25% dananya dibayar oleh mereka. Yang mencolok, aktivis Yahudi kompak menanggapi berbagai isu, yang menyangkut Israel dan Yahudi Soviet. Di antara organisasi-organisasi Yahudi AS, yang paling terlibat politik adalah American Israel Public Affair Committee (AIPAC). Organisasi inilah yang paling sibuk mendukung atau menjatuhkan kandidat politik di Amerika. Kriterianya jelas sudah, apakah tokoh itu menyokong Israel atau menentangnya. Seperti diketahui, setiap organisasi di AS yang melakukan lobi untuk kepentingan khusus, mendirikan Komite Aksi Politik (PAC) sendiri. PAC-PAC itu biasanya menyumbang seorang atau beberapa tokoh di Kongres, agar mereka bersuara sesuai dengan keinginan pemasok dana. Menurut surat kabar Wall Street Journal, PAC pro-Israel-lah yang terkuat dananya. Dalam pemilu 1988 lalu, misalnya, AIPAC memasok dana US$ 4 milyar untuk para kandidat. Adalah Perang Arab-Israel 1967 yang dianggap membangkitkan aktivitas politik Yahudi AS. Perang Enam Hari yang dimenangkan Israel itu menumbuhkan kebanggaan dan menaikkan citra baru keturunan Yahudi. Kebanggaan ini makin merasuk berkat tulisan di media AS, yang umumnya dikuasai pengusaha keturunan Yahudi. Publik AS pun makin termakan oleh propaganda minoritas Yahudi. Baru pada 1982, masyarakat Yahudi AS "sedikit terbuka matanya". Yakni setelah Israel menginvasi Libanon dan terjadi pembantaian warga Palestina di kamp pengungsi Sabra dan Shatila. Tahun itu pula bermunculan kelompok oposisi Yahudi AS. Misalnya kelompok American Peace Now, yang kini beranggotakan 30.000 itu. Secara bertahap masyarakat Yahudi AS mulai bertambah kritis atas sikap pemerintah Tel Aviv. Masalah wilayah pendudukan Tepi Barat dan Gaza pun mulai dipersoalkan. Namun, umumnya silang pendapat di kalangan Yahudi AS lebih banyak diperdebatkan dalam ruang tertutup. Keluar, mereka bersuara satu. "Bahkan setelah pemberontakan warga Palestina di wilayah pendudukan (intifadah), pada Desember 1987, Yahudi AS tetap pro-lsrael seperti biasanya," kata Stepehen Cohen, sosiolog AS yang melakukan penelitian atas kelompok Yahudi Amerika. Padahal, menurut survei Cohen 1989, dua pertiga Yahudi AS mengakui hak hidup warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza, sepanjang tak mengancam Israel. Tampaknya, pendapat orang tak banyak pengaruhnya bagi lobi Yahudi. Tapi bukan berarti intifadah tak berdampak sama sekali. Perlawanan dengan batu yang dibalas peluru itu membuat sejumlah penulis mulai menurunkan artikel menyengat Israel. Juga muncul suara keras dari sejumlah tokoh dan organisasi Yahudi AS. Suara keras ini sempat mengejutkan pihak Israel. Tapi itulah, jumlah Yahudi AS yang berani menyatakan kritik masih kalah jauh dengan yang tetap pro-lsrael. Dan yang tetap pro itu punya lobi kuat dengan para tokoh AS yang ikut menentukan kebijaksanaan politik Amerika. Farida Sendjaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo