Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Diantara dua kamerad

Partai komunis muangthai (cpt) mengalami perpecahan sehingga timbul golongan pro moskow dan pro beijing. (ln)

1 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARTAI Komunis Muangthai (CPT) rupanya menjadi kacau, tentu saja, sebagai akibat 'penyerbuan' Vietnam ke Kamboja akhir tahun lalu. Perpecahan mengancamnya. Uni Soviet dan Vietnam berkomplot telah mendirikan partai tandingan di wilayah timur laut Muangthai yang berbatasan dengan Laos. Tujuannya menurut kalangan militer Muangthai, ialah menarik para anggota CPT yang selama ini kecewa dengan sikap Beijing (Peking). Ratusan pemuda yang menjadi kader partai baru itu sekarang mengikuti latihan militer di Savannakhet, selatan Laos. Partai Komunis lluangthai yang didirikan pada tahun '30-an oleh orang Thai keturunan Cina selama ini memang dikenal pro Beijing. Sebaai suatu partai bawah tanah, CPT itu tak pernah secara terbuka atau resmi menyuarakan tuntutannya. Kehadirannya hanya diketahuidari siaran radio 'Suara Rakyat Muanthai' yang dipancarkan dari RRC. Dan kegiatannya tak banyak diketahui, kecuali setelah peristiwa berdarah Oktober '76 banyak mahasiswa, kaum intelektual, tokoh buruh dan petani yang ikut menggabungkan diri dengan CPT di hutan. Kudeta 14 Oktober '73 dan tergulingnya rejim militer Thanom Kittikachorn ternyata memberi angin bagi pertumbuhan CPT. Di bawah pemerintahan Kukrit Pramoj, berbagai publikasi Marxis/Leninis dan Mao diijinkan beredar. Untuk pertama kalinya juga dalam sejarah Muangthai para petani diijinkan mendirikan Federasi Petani, yang memberi kesempatan pada CPT untuk melebarkan jaringannya di desa maupun kota. CPT yang tadinya merasa dekat dcngan kaum revolusioner Vietnam, Laos, Kamboja dan Cina juga bermarkas di selatan Laos. September 1978, Laos di bawah tekanan Vietnam terpaksa mengusir kader CPT yang pro Beijing untuk mencegah agar partai tersebut tidak jadi antek RRC. Sebuah publikasi CPT sempat mencela 'penyerbuan' Vietnam ke Kamboja, dan 'hegemoni' Soviet. Akibatnya, di kalangan CPT itu makin jelas timbul golongan pro Moskow dan pro Beijing. Kedua kelompok yang bertikai itu kabarnya sudah menjurus pada konflik bersenjata. Sementara itu sikap pemerintah RRC memberi kesan 'agak bersahabat' dengan pemerintah Muangthai, terutama setelah kunjungan PM Kriangsak Chomanan ke Beijing. Bingunglah sementara tokoh CPT. Siaran radio CPT vang selama ini dipancarkan dari Yennan, RRC, awal bulan ini sudah ditutup oleh pemerintah Beijing. Beberapa pengamat menduga bahwa KC ingin menunjukkan kejujurannya pada Muangthai. Dengan demikian timbul kesan bahwa CPT dalam keadaan "istirahat". Namun pengamat juga melihat penutupan siaran radio CPT ini sebagai pernyataan terima kasih RRC pada Muangthai. Selama konflik Indocina, Bangkok secara tak langsung banyak membantu mengusahakan 'jalan keluar' buat leng Sary, Menlu Kamboja dalam pemerintahan Pol Pot, untuk berkampanye di luar negeri. Tapi semua perkembangan baru itU menyebabkan hancurnya impian para mahasiswa Thai yang bergabung dengan CPT di hutan. Sebagian besar di antara mereka menyerah pada pemerintah Muangthai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus