PARTAI Komunis Muangthai (CPT) rupanya menjadi kacau, tentu
saja, sebagai akibat 'penyerbuan' Vietnam ke Kamboja akhir tahun
lalu. Perpecahan mengancamnya.
Uni Soviet dan Vietnam berkomplot telah mendirikan partai
tandingan di wilayah timur laut Muangthai yang berbatasan dengan
Laos. Tujuannya menurut kalangan militer Muangthai, ialah
menarik para anggota CPT yang selama ini kecewa dengan sikap
Beijing (Peking). Ratusan pemuda yang menjadi kader partai baru
itu sekarang mengikuti latihan militer di Savannakhet, selatan
Laos.
Partai Komunis lluangthai yang didirikan pada tahun '30-an oleh
orang Thai keturunan Cina selama ini memang dikenal pro Beijing.
Sebaai suatu partai bawah tanah, CPT itu tak pernah secara
terbuka atau resmi menyuarakan tuntutannya. Kehadirannya hanya
diketahuidari siaran radio 'Suara Rakyat Muanthai' yang
dipancarkan dari RRC. Dan kegiatannya tak banyak diketahui,
kecuali setelah peristiwa berdarah Oktober '76 banyak mahasiswa,
kaum intelektual, tokoh buruh dan petani yang ikut menggabungkan
diri dengan CPT di hutan.
Kudeta 14 Oktober '73 dan tergulingnya rejim militer Thanom
Kittikachorn ternyata memberi angin bagi pertumbuhan CPT. Di
bawah pemerintahan Kukrit Pramoj, berbagai publikasi
Marxis/Leninis dan Mao diijinkan beredar. Untuk pertama kalinya
juga dalam sejarah Muangthai para petani diijinkan mendirikan
Federasi Petani, yang memberi kesempatan pada CPT untuk
melebarkan jaringannya di desa maupun kota.
CPT yang tadinya merasa dekat dcngan kaum revolusioner Vietnam,
Laos, Kamboja dan Cina juga bermarkas di selatan Laos. September
1978, Laos di bawah tekanan Vietnam terpaksa mengusir kader CPT
yang pro Beijing untuk mencegah agar partai tersebut tidak jadi
antek RRC.
Sebuah publikasi CPT sempat mencela 'penyerbuan' Vietnam ke
Kamboja, dan 'hegemoni' Soviet. Akibatnya, di kalangan CPT itu
makin jelas timbul golongan pro Moskow dan pro Beijing. Kedua
kelompok yang bertikai itu kabarnya sudah menjurus pada konflik
bersenjata.
Sementara itu sikap pemerintah RRC memberi kesan 'agak
bersahabat' dengan pemerintah Muangthai, terutama setelah
kunjungan PM Kriangsak Chomanan ke Beijing. Bingunglah sementara
tokoh CPT. Siaran radio CPT vang selama ini dipancarkan dari
Yennan, RRC, awal bulan ini sudah ditutup oleh pemerintah
Beijing.
Beberapa pengamat menduga bahwa KC ingin menunjukkan
kejujurannya pada Muangthai. Dengan demikian timbul kesan bahwa
CPT dalam keadaan "istirahat".
Namun pengamat juga melihat penutupan siaran radio CPT ini
sebagai pernyataan terima kasih RRC pada Muangthai. Selama
konflik Indocina, Bangkok secara tak langsung banyak membantu
mengusahakan 'jalan keluar' buat leng Sary, Menlu Kamboja dalam
pemerintahan Pol Pot, untuk berkampanye di luar negeri.
Tapi semua perkembangan baru itU menyebabkan hancurnya impian
para mahasiswa Thai yang bergabung dengan CPT di hutan. Sebagian
besar di antara mereka menyerah pada pemerintah Muangthai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini