Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Karena Kurdi minta otonomi

Suku kurdi mengadakan pemberontakan setelah pemerintahan khomeini menolak tuntutan mereka untuk mendapatkan hak otonomi. kota paveh dikuasai suku kurdi, tapi dapat direbut kembali oleh pemerintah.(ln)

1 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUKU Kurdi ternyata masih bisa nekad. Di zaman Shah, mereka lama menjadi "duri" dalam daging. Di zaman Khomeini sekarang, mereka tetap memusingkan Iran. Soalnya baik Shah maupun Khomeini menolak tuntutan mereka untuk mendapatkan hak otonomi. Selama Ramadhan barusan ini kaum Kurdi kehilangan sabar, ketika perhatian Ayatollah Khomeini sedang tertuju pada banyak soal besar lainnya, sepergi gelombang oposisi terhadap jalannya revolusi Iran. Mungkin mengira pula bahwa pemerintah pusae di Teheran sedang tidak berdaya, kaum Kurdi mencoba kekuatannya dengan senjata di propinsi Kurdistan. Kota Paveh mereka rebut dan kuasai. Sesudah 4 hari pemberontakan itu berjalan, Khomeini memerintahkan angkatan bersenjata supaya menumpasnya. Dia mengumumkan mobilisasi umum. Pada hakekatnya Khomeini sudah menjadi Panglima Tertinggi untuk pertama kalinya. Hari itu juga banyak pemuda Iran mendaftarkan diri sebagai sukarelawan untuk memenuhi panggilan Khomeini. Tapi tentara yang selama ini kehilangan muka ternyata sudah cukup untuk menguasai kembali Paveh (19 Agustus). Bukan hanya tentara dengan tank dan artileri, tapi juga pesawat angkatan udara dikerahkan menguber pemberontak sampai ke dekat perbatasan dengan Irak. Banyak orang Kurdi menyeberangi perbatasan itu yang akhirnya oleh Khomeini diperintahkan supaya ditutup. Suku Kurdi mendiami daerah pegunungan sejak ribuan tahun lalu yang kini merupakan bagian dari Iran, Irak, Turki Syria, dan Uni Soviet. Entah suku atau bangsa, kelompok ethnis ini mempunyai bahasa, sejarah dan kebudayaan sendiri. Dalam sejarah Islam, kaum Kurdi pernah melahirkan tokoh terkemuka--Salahuddin Al Ayubi--yang menaklukkan Jerusalem tahun 1187. Sebagian besar mereka adalah penganut Sunni. Diancam Diperkirakan ada sekitar 14 juta orang Kurdi. Yaitu 7 juta di Turki, 4 juta di Iran, 2 juta di Irak, setengah juta di Syria dan setengah juta lagi di Uni Soviet. Itu taksiran terendah. Ada taksiran tertinggi sampai 21 juta. Sejarah tak pernah memberi mereka kesempatan untuk berkumpul dalam satu negara merdeka. Pernah mereka yang berdiam di wilayah Iran yang diduduki Rusia tahun 1941 didorong membentuk pemerintahan sendiri. Mereka membentuk Republik Demokrasi Azerbaijan. Tapi republik ini habis riwayatnya tahun 1946. Setelah Perang Dunia 11 usai, Rusia menarik dukungannya dan tentara Iran menumpas republik tadi. Hampir bersamaan di bagian Irak, Republik Kurdis Mahabad pun pernh berdiri, yang juga akhirnya ditumpas. Tokoh Kurdi terkemuka di Irak adalah Mullah Mustafa Barzani, yang pernah bermukim di Rusia, bahkan menjadi jenderal kehormatan Tentara Merah. Irak, seperti Iran, berkali-kali menghadapi perlawanan kaum Kurdi ini. Dalam tahun-tahun terakhir ini suku Kurdi cuma meminta hak otonomi berbeda dengan dua partai utama lainnya.ii Iran, Partai Demokrasi Kurdi tidak memboikot pemilihan umum untuk Konstituante baru-baru ini. Pemimpinnya, Abdelrahman Ghassemlou terpilih menjadi anggota Konstituante. Adalah Ghassemlou yang memerintahkan para pejoang Kurdi supaya segera keluar dari kota Paveh guna menghindari pembantaian besar-besaran. Namun pemerintah pusat Iran menuduh Partai Demokrasi Kurdi itu terlibat dalam pemberontakan dan menyatakannya terlarang. Ada 400 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam pemberontakan Kurdi terakhir ini. Ayatollah Sadeqh Khalkhali hakim ketua di Teheran yang paling ditakuti, pergi ke Kurdistan untuk mengadili para pemberontak. Pekan lalu 13 anggota partai Kurdi menjalani hukuman tembak di Paveh. Sebelum itu 11 orang Kurdi mati di depan regu tembak di sana. Diduga akan banyak lagi orang Kurdi yang diancam hukuman mati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus