Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Donald Trump Mengancam Hamas: Segera Bebaskan Sandera atau...

Jika para sandera tak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, hari saya menjabat Presiden Amerika Serikat, akan ada KONSEKUENSI SERIUS," kata Donald Trump

4 Desember 2024 | 17.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, pada Senin, 2 November 224, mengeluarkan peringatan tegas mengenai dampak serius di Timur Tengah jika para sandera yang ditahan oleh Hamas tidak dibebaskan sebelum pelantikannya, yang hanya tinggal beberapa pekan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Semua orang membicarakan para sandera yang ditawan secara kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan kehendak dunia internasional di Timur Tengah," ujar Trump.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Namun, semua itu hanya berupa pembicaraan kosong tanpa tindakan nyata!" katanya melalui platform media sosialnya, Truth Social.

"... Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, hari saya dengan bangga menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada KONSEKUENSI SERIUS di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini," lanjutnya mengancam..

"Para pelaku akan menerima hukuman yang lebih berat dibandingkan siapa pun dalam sejarah panjang Amerika Serikat. BEBASKAN PARA SANDERA SEKARANG!" demikian Donald Trump.

Israel melaporkan bahwa saat ini terdapat 101 warga Israel yang masih ditawan di Gaza.

Angka ini muncul hampir 14 bulan setelah Israel melancarkan serangan yang menewaskan lebih dari 44.000 orang, melukai 105.000 lainnya — sebagian besar wanita dan anak-anak — dan menghancurkan Jalur Gaza.

Sejumlah aktivis di Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan. Namun, mereka menuduh Netanyahu sengaja menghambat upaya tersebut demi mempertahankan posisinya secara politik, dengan mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan nasional Israel.

Kelompok Hamas, pada Senin, 2 November 2024, mengumumkan bahwa 33 sandera Israel yang ditahan di Gaza telah tewas, sebagian besar akibat serangan udara Israel sendiri sejak 7 Oktober 2023. Dalam sebuah video yang dipublikasikan di Telegram, Hamas menyatakan, "33 tahanan Israel tewas, dan sebagian dari mereka masih tidak diketahui keberadaannya akibat sikap keras kepala Benjamin Netanyahu."

Kelompok tersebut juga memperingatkan bahwa berlanjutnya agresi Israel akan meningkatkan jumlah korban jiwa di antara para sandera.

Netanyahu, yang memimpin serangan 14 bulan di Gaza, dilaporkan mendukung terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS.

Selama masa jabatan pertamanya, Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem, yang membuat marah Palestina. Yerusalem Timur diinginkan Palestina sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus