Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tembakan Israel setidaknya menewaskan dua orang di Rafah dan melukai tiga lainnya di Khan Younis wilayah selatan Gaza. Penembakan ini membuat warga Palestina waswas kesepakatan gencatan senjata bakal runtuh menyusul keputusan Israel untuk blokade total terhadap wilayah Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahap pertama gencatan senjata Israel Hamas yang dimulai pada awal Januari 2025 sudah selesai pada akhir pekan ini tanpa ada kata sepakat apa yang akan terjadi ke depannya. Hamas mengatakan kesepakatan gencatan senjata tahap dua harusnya sekarang sudah dimulai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gencatan senjata kedua ditujukan untuk menghentikan permusuhan jangka panjang, pembebasan sisa sandera dan penarikan total tentara Israel dari Gaza menuju diakhirinya perang Gaza. Adapun gencatan senjata tahap ketiga fokus pada pembangunan kembali Gaza di bawah pengawasan Mesir, Qatar dan PBB.
Israel telah menawarkan agar dilakukan perpanjangan sementara gencatan senjata sampai April 2025. Saat yang sama, Hamas dituntut membebaskan seluruh sisa sandera warga Israel dan sebagai imbalannya tahanan warga Palestina akan dibebaskan. Namun Tel Aviv tidak menyinggung sama sekali perundingan soal nasib Gaza di kemudian hari.
Pada Senin, 3 Maret 2025, Osama Hamdan perwakilan Hamas mengatakan Israel menuntut gencatan senjata tahap pertama diperpanjang hingga seluruh sandera warga Israel dibebaskan.
“Para mediator dan penjamin harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk mencegah (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) mensabotase segala upaya yang telah dibuat untuk mencapai kesepakatan dan melindungi kesepakatan itu runtuh,” kata Hamdan, seperti dikutip Reuters.
Dua sumber di Pemerintah Israel mengatakan tim mediator telah diminta oleh Tel Aviv agar memberikan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan segala kebuntuan ini.
Sedangkan di Washington, Juru biara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin, 3 Maret 2025, mengatakan utusan Presiden Donald Trump untuk wilayah Timur Tengah Steve Witkoff berencana untuk kembali kunjungan kerja ke kawasan itu dalam beberapa hari ke depan. Witkoff ingin mengupayakan apakah memperpanjang gencatan senjata tahap pertama atau masuk ke gencatan senjata tahap kedua.