Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengungkap proses perundingan Perjanjian Pasar Bebas (FTA) antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah memasuki tahap finalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kesepakatan pasar bebas tersebut bisa diteken secepatnya, namun finalisasi naskah perjanjian itu masih terus diupayakan,” kata Tolchenov saat menghadiri pameran lukisan “Rusia-Indonesia dalam Bingkai Seni” di Russian House, Jakarta Pusat, pada Rabu malam, 19 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tolchenov menuturkan proses negosiasi FTA itu tak hanya melibatkan Indonesia dan EAEU secara institusional, namun perlu memperhatikan kepentingan masing-masing negara anggota EAEU, yakni Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.
Lebih lanjut, Tolchenov menerangkan bahwa setelah naskah FTA itu rampung dan disepakati, masih ada prosedur internal yang harus dilakukan di masing-masing negara sebelum pada akhirnya bisa ditandatangani.
“Jika kita bisa menyelesaikan kesepakatan tersebut sebelum Juni, amat mungkin pemimpin keenam negara tersebut hadir di Moskow untuk menandatangani FTA,” ujarnya.
Sebaliknya, apabila pembahasan masih belum selesai dalam jangka waktu tersebut, Tolchenov mengatakan bahwa para pihak akan menentukan lokasi dan waktu yang tepat di masa mendatang untuk penandatangannya.
Meski begitu, Tolchenov meyakini penyelesaian pembahasan FTA sudah dapat diumumkan saat Presiden Prabowo Subianto tiba di Rusia pada Juni mendatang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan mengunjungi Rusia pada Juni 2025. Airlangga menuturkan kepala negara ke Rusia untuk membahas perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) blok ekonomi Eurasia Economic Union (EAEU).
Blok ekonomi EAEU beranggotakan lima negara pecahan Uni Soviet, yakni Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, and Rusia.
“Jadi Bapak Presiden akan berkunjung ke Rusia di bulan Juni. Diharapkan pada kunjungan tersebut principle agreement-nya sudah bisa ditandatangani,” kata Airlangga usai rapat terbatas dengan Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 18 Maret 2025.
Dalam rapat dengan kepala negara sebelumnya, Airlangga juga membahas perjanjian dagang lain, antara lain Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“IEU CEPA tinggal dua isu tadi saya laporkan yang terkait dengan bea ekspor dan perizinan Impor. Dua-dua kami sudah laporkan ke Bapak Presiden,” katanya.
Perjanjian dagang lain yang dilaporkan Airlangga adalah Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). CPTPP adalah perjanjian dagang antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Inggris baru bergabung pada Desember 2024.
Airlangga mengatakan, bergabungnya Indonesia dengan CPTPP akan membuka pasar di Meksiko, Kanada, Peru, dan Inggris.
“Ini tentu akan membuka peluang pasar ekspor, di mana tentu terjadi penurunan tarif langsung pada saat kita masuk dalam CPTPP,” ujarnya. “Standar CPTPP ini tidak menerapkan standar Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS). Jadi ini yang salah satu yang cukup baik dengan perjanjian CPTPP.”
Eka Yudha Saputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.