Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dunia Sepekan

22 Juni 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Turki
Isis Kalah Di Wilayah Vital

NEGARA Islam Irak dan Suriah atau ISIS kalah oleh tentara Kurdi di Kota Tal Abyad pada Selasa pekan lalu. Padahal wilayah di Suriah yang berbatasan dengan Turki itu vital karena selama lebih dari setahun menjadi rute masuk warga asing yang hendak bergabung dengan ISIS serta makanan dan pasokan lain menuju wilayah yang diduduki ISIS. Jaraknya sekitar 80 kilometer di utara Raqqah. Tal Abyad sekaligus jalur ISIS untuk menjual minyak ke pasar gelap.

Kekalahan itu merupakan kemunduran besar bagi ISIS. Kehilangan Tal Abyad bisa mempengaruhi struktur operasional dan kemampuan kelompok itu berperang. Kini warga asing yang ingin bergabung bakal lebih sulit menuju wilayah ISIS. Gelombang milisi anti-ISIS di Irak dan Suriah juga diperkirakan kembali menguat.

Wladimir van Wilgenburg, analis politik dari The Jamestown Foundation, pusat penelitian di Amerika Serikat, menyebutkan keberuntungan ISIS hilang dalam sebulan. Pada Mei, mereka menguasai Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar di Irak, dan kota tua bersejarah Palmyra di Suriah bagian tengah. "(Kekalahan) ini menunjukkan ISIS lebih lemah dari kelihatannya, meski sebelumnya mereka menang," ujarnya, seperti dilansir Associated Press. Butuh sebulan bagi ISIS menguasai Ramadi, sementara Tal Abyad jatuh hanya dalam dua hari.

Dalam memerangi ISIS, tentara Kurdi dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat, yang menyerang lewat udara. Kurdi mengepung dari sisi barat lewat Kobani dan dari timur dari Ras al-Ayn. Menyusul terpukulnya ISIS, gelombang pertama dari total 23 ribu pengungsi kembali ke rumah mereka. Tentara Kurdi menyapu ranjau darat dan granat sehingga sekitar 200 perempuan dan anak-anak bisa masuk membawa barang-barang mereka ke Tal Abyad lewat pos Akcakale, Turki.

Amerika Serikat
Donald Trump Mencalonkan Diri

MILIARDER Donald Trump resmi menyatakan ikut berlaga dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat tahun depan. Pengusaha properti dan bintang reality show televisi The Apprentice ini mengumumkan pencalonannya pada Selasa pekan lalu.

Selama dua tahun belakangan, penyelenggara Miss Universe itu kerap bergurau soal kemungkinan dia maju sebagai kandidat orang nomor satu di Amerika. "Tuan-tuan dan nyonya-nyonya, saya secara resmi mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika, dan kita akan membuat negara kita kembali hebat," ujarnya di Menara Trump, New York, seperti dilaporkan CNN.

Dalam pidato 45 menit, Trump menyinggung beberapa isu penting baginya, seperti manipulasi mata uang dari Cina, pembukaan lapangan kerja, dan persaingan dengan sesama rekannya di Partai Republik. "Menyedihkan sekali mimpi Amerika mati. Tapi, jika terpilih, saya akan mengembalikannya lebih besar, lebih baik, lebih kuat dari yang pernah ada," katanya.

Pencalonan Trump membuat media sosial riuh. Menurut Facebook, selama 24 jam menjelang hingga setelah pencalonannya, 3,4 juta pengguna Facebook di Amerika menghasilkan 6,4 juta interaksi mencakup jumlah like, posting, komentar, dan share. Data ini berdasarkan pengguna Facebook di Amerika usia 18 tahun ke atas.

Jumlah interaksi itu lebih besar dari kandidat Republik lainnya pada periode 24 jam yang sama. Ted Cruz menghasilkan 5,5 juta interaksi, sedangkan Jeb Bush hanya menarik 849 ribu interaksi. Namun perolehan Trump kalah jauh dibanding kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang menarik perhatian 4,7 juta pengguna Facebook dan menghasilkan 10,1 juta interaksi.

Malaysia
Pemerintah Dan Oposisi Malaysia Retak

POLITIK Malaysia sedang keruh. Kubu pemerintah, Barisan Nasional, dan kelompok oposisi, Pakatan Rakyat, di negeri jiran itu sama-sama mengalami keretakan internal.

Barisan Nasional rapuh karena partai anggotanya bermasalah. Perdana Menteri Najib Razak, yang juga pemimpin UMNO, salah satu partai dalam Barisan Nasional, tengah menghadapi tuduhan penyelewengan keuangan. Malaysian Indian Congress (MIC), partai lain dalam koalisi ini, juga sedang menghadapi tantangan sendiri setelah Kementerian Dalam Negeri menyatakan presiden dan wakil presiden partai yang terpilih pada 2013 tak sah.

Presiden MIC, G. Palanivel, dan wakilnya, Subramaniam, saling menskors. Menurut Sekretaris Jenderal Barisan Nasional Tengku Adnan Tengku Mansor, MIC menolak intervensi terhadap persoalan mereka. "Kami yakin pada akhirnya kami akan berkonsolidasi. Tidak seperti kubu oposisi, mereka sudah kehilangan ikatan," katanya.

Di kubu oposisi, pada 17 Juni 2015, salah satu partai anggota Pakatan Rakyat, Partai Keadilan Rakyat (PKR), mengakui koalisi mereka tak lagi berfungsi secara formal. PKR berselisih paham dengan partai beraliran Islam, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan partai etnis Tionghoa di sana, Democratic Action Party (DAP).

Para politikus nasional menyatakan kekhawatiran mereka. "Kami khawatir terhadap setiap perkembangan di tiap pihak. Kami ingin mereka bisa bekerja sama menciptakan kestabilan," ujar Tengku Razaleigh Hamzah, politikus senior UMNO sekaligus anggota parlemen wilayah Gua Musang, seperti dilaporkan Channel News Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus