Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prancis
Parlemen Perluas Kewenangan Intelijen
Parlemen Prancis telah menyetujui rancangan undang-undang yang akan memperkuat kewenangan badan intelijen. Rancangan yang telah disahkan menjadi undang-undang baru itu memungkinkan badan intelijen Prancis menyadap telepon dan surat elektronik warga Prancis tanpa meminta izin dari hakim pengadilan.
"Undang-undang ini penting dan sudah proporsional. Undang-undang baru ini sangat penting untuk menghadapi ancaman ekstremis," kata Perdana Menteri Prancis Manuel Valls, seperti dilansir The Guardian, Selasa pekan lalu. Di parlemen, undang-undang ini didukung 438 suara-hanya 48 suara yang menentang.
Valls berdalih undang-undang itu merupakan bagian dari upaya melawan aksi teror. "Undang-undang ini memberi intelijen lebih banyak kekuatan dalam memerangi terorisme dan kejahatan serius," ujarnya.
Berdasarkan undang-undang itu, pemerintah akan mempekerjakan 2.680 orang dan meningkatkan pengeluaran sebesar 425 juta euro untuk melawan ekstremisme di negara Eropa.
Awalnya rancangan undang-undang yang dibuat setelah terjadi serangan di kantor mingguan Charlie Hebdo pada Januari lalu itu mendapat tentangan keras dari anggota parlemen dari Partai Hijau dan kubu kiri. Tapi mayoritas anggota parlemen dari Partai Sosialis dan Partai UMP mendukungnya. Mayoritas anggota parlemen berpendapat undang-undang perlu diberlakukan untuk mengatasi risiko terorisme.
Undang-undang yang memberi hak kepada intelijen untuk melakukan pengawasan terhadap kelompok-kelompok ekstremis, kaum kiri, dan sosialis itu dianggap tidak seimbang. Kelompok hak asasi manusia memprotesnya karena menganggap aturan-aturannya akan melegalkan metode pengawasan tanpa adanya jaminan untuk kebebasan dan privasi individu.
Israel
Netanyahu Bentuk Pemerintah
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan telah berhasil membentuk pemerintah koalisi menjelang tenggat yang ditentukan. "Saya di sini memberitahukan kepada Presiden dan Ketua Parlemen bahwa saya telah membangun pemerintah baru," kata Netanyahu, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis pekan lalu.
Berita itu datang hanya satu jam menjelang tenggat pada Rabu tengah malam bagi Netanyahu untuk membentuk pemerintah setelah pemilihan umum 17 Maret lalu. Pemerintah koalisi baru itu terbentuk melalui negosiasi alot dengan elite politik dari partai-partai lain.
Rencananya, susunan pemerintah itu akan segera dibawa ke Knesset untuk mendapatkan persetujuan. Netanyahu mengatakan susunan kabinetnya baru akan diumumkan Senin pekan depan. Ia menilai tak ada yang harus terkejut dengan susunan pemerintah yang dibentuknya.
Jumlah kursi anggota koalisi Netanyahu di parlemen kini mencapai 61 dari total 120 kursi, tapi ia mengaku akan memperluas koalisinya. Sebelumnya, Netanyahu terancam gagal membentuk pemerintah baru setelah Ketua Partai Yisrael Beitenu, Avigdor Lieberman, mengundurkan dari koalisi pemerintah.
Netanyahu akan menghadapi tugas yang berat mengingat proses perdamaian dengan Palestina belum selesai. Selain itu, Israel kini dihadapkan pada kemerosotan pertumbuhan ekonomi dan meruyaknya kasus rasisme.
Amerika Serikat
Serangan Isis Di Texas
KELOMPOK bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim untuk pertama kalinya melakukan serangan ke daratan Amerika Serikat. Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan ke gedung pameran kartun di Negara Bagian Texas pada Ahad malam dua pekan lalu.
Dalam siaran di saluran radionya, Al-Bayan, ISIS menyatakan dua prajurit kekhalifahannya melancarkan penembakan di luar arena sekolah di Garland, pinggiran Dallas, tempat kontes kartun yang menghujat Nabi Muhammad diselenggarakan.
"Pameran ini adalah potret negatif terhadap gambar-gambar Nabi Muhammad. Perlu kami katakan kepada bangsa Amerika bahwa apa yang terjadi ini akan terulang bahkan lebih besar dan menyakitkan," begitu menurut ISIS melalui siaran radio, seperti dilansir BBC, Selasa pekan lalu.
Polisi mengatakan dua pria mengendarai kendaraan menuju pusat pameran pada Ahad di Garland, Texas, tempat kaum sayap kanan, American Freedom Defense Initiative, menggelar pameran dan kontes karikatur Nabi Muhammad dan menghadiahkan uang tunai senilai US$ 10 ribu. "Kedua orang itu melakukan serangan, selanjutnya mendapat tembakan balasan dari petugas kepolisian Garland. Keduanya tewas," ujar polisi.
Menurut laporan media massa Amerika, dua orang itu diduga berasal dari kelompok ekstrem yang menganggap aksi terorisme sebagai jihad. Mereka adalah Elton Simpson, 31 tahun, dan Nadir Soofi, 34 tahun. Keduanya tinggal dalam satu apartemen di Phoenix, Arizona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo