Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Erdogan Kecam Sambutan 'Tak Tahu Malu' Kongres AS atas Netanyahu

Erdogan mengecam Kongres AS yang "tanpa malu-malu" menyambut Netanyahu, yang tangannya berlumuran darah warga Palestina.

28 Juli 2024 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara saat konferensi pers dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis (tidak terlihat) di Istana Kepresidenan di Ankara, Turki, 13 Mei 2024. REUTERS/Umit Bektas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Kongres AS yang "tanpa malu-malu" menyambut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang tangannya berlumuran darah warga Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini disampaikannya dalam sebuah pidato yang disampaikannya pada Jumat, 26 Juli 2024 dalam pidatonya pada Pertemuan Promosi Program Insentif Teknologi Tinggi di Pusat Kebudayaan Ataturk di Istanbul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erdogan mengkritik: "Seluruh dunia menyaksikan dan melihat bagaimana seorang pembunuh genosida disambut dengan tepuk tangan di Kongres Amerika. Pikirkan tentang mereka yang membunuh hampir 40.000 anak-anak, perempuan dan orang tua; Dewan Perwakilan Rakyat bertepuk tangan untuk mereka."

"Jadi, bisa dikatakan, mereka yang mengajarkan seluruh dunia tentang demokrasi dan hak asasi manusia tidak memiliki keraguan untuk menjunjung tinggi Hitler di zaman kita," kata Erdogan, merujuk pada Netanyahu.

Erdogan mencatat: "Kita dihadapkan pada sebuah pengunduran diri dari akal sehat yang menjadi tuan rumah bagi seorang penjagal yang memiliki darah 150 ribu warga Gaza di tangannya dan, tidak puas dengan hal itu, bertepuk tangan atas pidatonya yang penuh dengan delusi."

Pada Rabu malam, Netanyahu menyampaikan pidato di depan Kongres AS, di mana ia membuat banyak tuduhan tentang perangnya di Gaza yang bertentangan dengan laporan internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pidatonya bertepatan dengan protes besar-besaran di Washington yang menuntut penghentian mempersenjatai Israel.

Erdogan menekankan: "Sistem global yang dibentuk untuk melindungi kepentingan ekonomi, politik, militer dan diplomatik para pemenang Perang Dunia II sudah mulai usang. Kita telah lama melihat tanda-tanda bahwa sistem ini telah kehilangan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Melihat krisis-krisis dalam sejarah baru-baru ini saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa sistem ini telah mengibarkan bendera kebangkrutan."

"Sebagai contoh, konflik di Suriah telah berlangsung selama 13 tahun. Perang di Ukraina terus berlanjut tanpa henti selama dua setengah tahun. Yaman belum mencapai stabilitas, dan sekarang Sudan dalam kekacauan. Di Gaza, 16.000 anak-anak tak berdosa dan 40.000 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka. Genosida belum dihentikan selama hampir sepuluh bulan," ujar Erdogan.

MIDDLE EAST MONITOR

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus