Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari seribu orang berbondong-bondong ke desa KwaHlathi, Afrika Selatan mengadu peruntungan sebagai pencari batu berlian. Desa KwaHlathi diguruk ribuan orang setelah beredar kabar temuan sejumlah batu berharga di area itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang berduyun-duyun dari berbagai wilayah di Afrika Selatan bergabung dengan penduduk desa KwaHlathi, melakukan penggalian sejak Sabtu, 12 Juni 2021. Mereka beramai-ramai melakukan penggalian setelah mendengar kabar seorang laki-laki menggali tanah di sebuah lahan terbuka di desa KwaHlathi dan secara mengejutkan menemukan batu berharga, yang diyakini jenis kristal kuarsa.
“Ini (batu berharga) artinya hidup kami akan berubah. Sebab sekarang ini tidak ada yang mendapatkan pekerjaan yang sepatutnya,” kata Mendo Sabelo, 27 tahun, ayah dengan dua anak, yang menjadi salah satu penggali batu berharga di desa KwaHlathi.
Ribuan orang sejak Sabtu, 12 Juni 2021, menggali lahan kosong di desa KwaHlathi, Afrika Selatan, setelah beredar kabar seorang warga menemukan batu berharga di sana. Sumber: Reuters
Departemen Pertambangan Afrika Selatan pada Senin, 14 Juni 2021, mengatakan telah mengirimkan satu tim, yang terdiri dari ahli geologi dan ahli pertambangan ke lokasi penambangan, yang dirubung massa. Tim tersebut akan mengumpulkan sejumlah sampel dan melakukan analisis
Kurangnya kemampuan untuk menganalisis batu berharga tidak menyurutkan niat para penggali batu berharga. Itu terlihat dari panjangnya antrian kendaraan. Tua – muda, laki-laki dan perempuan, ikut menggali – mencari batu berharga di lahan terbuka di KwaHlathi. Mereka menggali menggunakan berbagai alat, mulai dari skop sampai garpu tanah.
Afrika Selatan sudah lama mengalami tingginya angka pengangguran. Kondisi ini membuat jutaan warga terperangkap dalam kemiskinan dan membuat kesenjangan sosial di Afrika Selatan semakin mencolok sampai hampir tiga dekade. Pandemi Covid-19 telah membuat kondisi di Afrika Selatan memburuk.
Sumber: Reuters