Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan pantai sebelah timur Taiwan dihantam gempa berkekuatan 6,4 skala Richter mengakibatkan sedikitnya dua orang tewas dan 219 lainnya cedera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Korban tewas setelah bangunan ambruk dan terperangkap di dalamnya," ujar sumber pemerintah seperti dikutip Channel News Asia, Rabu, 7 Februari 2018. Menurut sumber pemerintah, sekitar 150 orang hilang. Di antara mereka diyakini masih terperangkap di dalam gedung yang runtuh akibat hantaman gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas pemadam kebakaran berusaha mencari korban di bawah runtuhan gedung yang ambruk usai diguncang gempa kuat di Kabupaten Hualien, Taiwan timur, 7 Februari 2018. REUTERS
Kantor pemadam kebakaran Taiwan dalam keterangannya kepada media mengatakan, sebuah hotel dan satu kawasan hunian di kota pelabuhan Hualien mendapatkan guncangan gempa paling buruk.
"Lima bangunan termasuk satu rumah sakit hancur di kota itu," ujar kantor pemadam kebakaran Taiwan.
Siaran televisi Taiwan menunjukkan jalan-jalan utama penuh puing bangunan, sebagian retak dan beberapa gedung rampak miring.
Hualien, sebuah kota populer di kalangan wisatawan, dihuni oleh sekitar 100 ribu warga. Sejak dihantam gempa, sekitar 40 ribu rumah ditinggalkan oleh penghuninya tanpa air dan aliran listrik.Sebuah gedung runtuh usai diguncang gempa berkekuatan 6,4 skala Richter di Kabupaten Hualien, Taiwan timur, 7 Februari 2018. Wilayah yang dilanda gempa berjarak sekitar 22 km (14 mil) sebelah timur laut Kota Hualien. AP Photo
Channel News Asia dalam laporannya mengatakan, Hotel Marshal terjungkal ke tanah dalam kondisi miring. Sementara tim penyelamat sibuk mencari korban yang ada di dalam hotel tersebut.
Selain menghancurkan sejumlah gedung, gempa tersebut menurut pemerintah Taiwan, menyebabkan dua jembatan tidak berfungsi karena retak. "Ini adalah gempa terbesar yang pernah saya alami di Hualien dalam waktu lebih dari 10 tahun," kata warga setempat, Blue Hsu, kepada kantor berita AFP.