Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gertak khmer merah

Sebagian militer untac menilai ancaman khmer merah sekadar gertak. faksi hun sen menanggapinya serius.

8 Mei 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LENYAP dari Phnom Penh, berkumpul di hutan. Itulah yang dilakuan oleh para pemimpin Khmer Merah. Setelah mereka lenyap dari ibu kota Kamboja, pekan lalu diberitakan mereka bertemu di Desa Chong Baranae, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Thailand. ''Yang hadir para pemimpinnya: Khieu Samphan, Ieng Sary, Son Sen, dan Ta Mok,'' kata seorang anggota militer Thailand yang bertugas memonitor kegiatan kelompok itu. Rapat itu, katanya, dipimpin oleh Pol Pot, yang pernah menjadi pucuk pimpinan Khmer Merah, tokoh yang penuh misteri. Ia menyerukan perlawanan terhadap ''Vietnam dan kaki tangannya di Kamboja''. Sejak Pol Pot digulingkan oleh tentara Vietnam tahun 1979, tokoh yang dituduh membantai lebih dari sejuta manusia itu tidak pernah menampakkan diri. Konon, cuma anggota inti politbiro Khmer Merah yang bisa berhadapan muka dengan sang pemimpin. Jadi, mungkinkah ini isyarat awal agar anggota Khmer Merah beserta simpatisannya mengacau pemilihan umum yang akan diselenggarakan oleh UNTAC, Pemerintahan Peralihan Kamboja, 23- 25 Mei ini? Diketahui, Khmer Merah memang menolak pemilu yang sebenarnya mereka setujui juga dalam perundingan di Paris. Tapi beberapa pejabat militer UNTAC yakin, Khmer Merah kini tak memiliki kemampuan melakukan serangan besar-besaran. ''Taktik mereka masih bersifat 'pukul dan lari' yang biasa dilakukan gerilyawan,'' kata sumber militer UNTAC. Itu pun, tambah sumber itu, merupakan komando dari komandan Khmer Merah setempat, bukan akibat kebijaksanaan pimpinan di markas pusat. Maksud sumber ini, pemilu masih bisa diselamatkan seandainya terjadi serangan pada hari itu. Lain kata UNTAC, lain pula sikap rezim Phnom Penh. Pekan lalu pasukan kelompok Hun Sen ini menyerbu sebuah desa di barat laut, desa yang disiapkan oleh Khmer Merah untuk menampung pengungsi Kamboja yang pulang dari kamp di perbatasan Thailand. Tampaknya tetap ada kekhawatiran bahwa Khmer Merah tetap bisa berbahaya, karena itu lebih baik didahului sebelum mereka menyerang. Soalnya, sebagaimana Pol Pot yang misterius, sejak dulu gerak-gerik Khmer Merah tetap sulit diduga. YI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus