DI Ghana sendiri, orang saling bertanya: "Jerry siapa?" Tadinya
dia cuma seorang Letnan Penerbang. Mungkin ada yang mengenalnya
sebagai pemain polo. Dialah kini orang kuat Ghana.
Jerry John Rawlings, 32 tahun, menggulingkan Jenderal Fred
Akuffo dalam suatu kudeta awal Juni. Akuffo sendiri Juli tahun
lalu menggulingkan Jenderal Ignatius Acheampong. Sedang
Acheampong tadinya merebut kekuasaan tahun 1972 melalui kudeta
pula yang menggulingkan Dr Kofi Busia. Tokoh sipil ini tadinya
menerima kekuasaan tahun 1969 dari kaum militer yang tadinya
menggulingkan Kwame Nkrumah. Adalah Nkrumah, Presiden pertama
Republik Ghana, yang banyak dikenal di dunia luar. Sejak ia
digulingkan tahun 1966, kudeta yang silih berganti itu sungguh
membingungkan.
Tak kalah mencengangkan ialah Jerry yang mencoba merebut
kekuasaan dua kali dalam waktu kurang dari tiga minggu. Kisahnya
dimulai pertengahan Mei, ketika ia mulai menghimpun kekuatan. Ia
telah mengunjungi berbagai asrama militer di seluruh negeri.
Misinya dalam tahap pertama itu menjurus ke tindakan drastis,
menangkapi beberapa perwira senior. Tapi ia gagal, dan akhirnya
ditangkap dan diadili.
Inspirasi Golongan Kiri
Ternyata Rawlings secara cepat menjadi "pahlawan" kalangan
militer bawahan. Kelompok mahasiswa datang beramai-ramai ke
suatu mahkamah militer di Burma Camp, tempat ia diadili.
Kemudian para pendukung terutama kalangan Angkatan Udara
membebaskan Rawlings dari tempat tahanannya.
Pada suatu Senin pagi (4 Juni) suaranya terdengar dari siaran
radio ibukota, Accra. Panglima AD, Jenderal Odartey Wellington
dua jam kemudian mengumumkan bahwa pemberontakan Rawlings telah
dikalahkan. Tapi petangnya terdengar lagi pengumuman, sekali ini
dari Rawlings, bahwa dewan tertinggi militer telah dihapuskan.
Malamnya makin jelas bahwa pasukan revolusioner telah menguasai
markas-besar tentara di Burma Camp, hingga ada seruan supaya
semua meletakkan senjata untuk menghindari pertumpahan darah.
Pemberontak menyerbu stasiun radio. Jenderal Wellington tewas di
situ. Keesokan harinya (5 Juni) kekuasaan baru dalam bentuk
Dewan Revolusioner menjadi kenyataan. Itulah kudeta yang luar
biasa, terjadi ketika rezim Akuffo hampir melaksanakan pemilihan
parlemen dan presiden, untuk kembali ke pemerintahan sipil.
Ghana kebetulan sedang dilanda kesulitan ekonomi dan inflasi
yang deras, yang dijadikan alasan oleh Dewan Revolusioner untuk
bertindak. Rezim Akuffo dituduhnya merusak ekonomi serta
memperkaya diri atas penderitaan rakyat.
Pemilihan umum yang sedianya dilaksanakan pekan ini tampaknya
dilupakan saja buat sementara. Rawlings lebih menyibukkan diri
mengadakan pembersihan. Banyak perwira senior ditangkapnya,
termasuk Acheampong dan Akuffo.
Pengadilan revolusioner menjadi aktif. Korbannya yang pertama
adalah Acheampong yang akhir pekan lalu menjalani hukuman mati.
Di London, semula orang menduga gerakan Rawlings itu mendapat
inspirasi dari golongan kiri. Rawlings, putera dari ayah
Skotlandia dan ibu Ghana, digambarkan sebagai "anak muda dengan
darah panas" yang menginginkan suatu "penyelesaian Ethiopia"
untuk Ghana. Kebetulan adalah Tass, kantor berita Uni Soviet,
yang cepat memberitakan bahwa Rawlings telah menang.
Jika benar ia berhaluan kiri, tulis Daily Telegraph di London,
sungguh suatu pukulan bagi Inggeris yang sedang mengumpulkan
dukungan Afrika Hitam dalam soal Rhodesia. Namun akhir pekan
lalu, kiri atau tidak, pemerintah baru Ghana mendapat pengakuan
resmi Inggeris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini