KUNJUNGAN Gorbachev ke Amerika membuahkan kemungkinan perubahan dramatis di Semenanjung Korea. Pemimpin Uni Soviet itu telah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Roh Tae-Woo, Senin pekan ini, di San Francisco. Dua hal dibicarakan: pendirian hubungan diplomatik dan isu peka -- khususnya bagi Kor-Ut sekutu dekat Kremlin -- tentang reunifikasi Korea. Pemerintah Pyong Yang berang. Pagi-pagi Kor-Ut mengancam, "Apabila Presiden Gorbachev mengadakan pertemuan dengan Roh Tae-Woo, dampak politiknya akan sangat buruk." Kenapa? Menurut kantor berita Pemerintah Kor-Ut, "karena Uni Soviet, kawan rakyat kami, tak sepatutnya berteman dengan musuh rakyat kami." Kor-Ut dan Soviet memiliki perjanjian persahabatan yang menyebut kedua pemerintah harus merundingkan masalah masalah internasional yang penting. Pertemuan Roh-Gorby jelas masuk kriteria itu, "dan kami tak pernah diberi tahu secara resmi," kata Pyong Yang. Dalam konperensi pers Ahad lalu, Gorbachev menyatakan niatnya untuk "meningkatkan upaya perbaikan hubungan di Asia". Orang nomor satu di Kremlin itu menyebut-nyebut keberhasilan Moskow dalam hubungannya dengan RRC, India, Afghanistan, dan Indonesia. Selain itu juga diungkap rencana Gorbachev mengunjungi Jepang tahun depan. Karena itu, banyak pihak berspekulasi, dalam kesempatan itu, Presiden Soviet ini bakal melakukan kunjungan bersejarah ke Seoul. Tapi, menurut Kim Young-Sam, orang nomor dua dalam Partai Liberal Demokrat Kor-Sel, Moskow dan Seoul diharapkan sudah bertukar dubes Agustus depan. "Pertama kami akan memulihkan hubungan. Lalu Roh akan berkunjung ke Moskow. Menyusul kunjungan balasan Gorbachev ke Seoul. Saya duga dalam tahun ini juga," ujar Kim, seperti disiarkan Korea Broadcasting System. Kendati belum punya hubungan diplomatik secara resmi, kedua negara membuka perwakilan perdagangan di ibu kota masing-masing sejak Januari tahun silam, dan meningkat dengan pembukaan konsulat, Desember lalu. Hubungan perdagangan antara Kor-Sel dan Soviet dalam empat tahun terakhir meningkat pesat. Pada 1986 nilai perdagangan kedua negara cuma US$ 80 juta, sedangkan tahun silam sudah mencapai US$ 600 juta. Jelas, pertemuan Gorbachev-Roh tak lepas dari topik kerja sama ekonomi. Para pengamat politik menduga, Moskow pasti menginginkan bantuan perdagangan dan ekonomi Seoul. Kabarnya, dalam pertemuan itu, Roh memberikan shopping list pada Gorbachev. Selain mendirikan hubungan diplomatik, Seoul ingin agar Moskow tak lagi memveto keinginan Kor-Sel masuk menjadi anggota PBB. Pyong Yang, yang tak ingin Seoul jadi anggota PBB, telah lama berhasil mempengaruhi Beijing dan Moskow untuk mencegah terwujudnya impian Kor-Sel itu. Tapi kini nasib Pyong Yang di Blok Timur memang semakin "terisolasi". Kor-Sel berhasil membangun hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Eropa Timur. Dan pertemuan puncak Gorby-Roh ini tampaknya digunakan Seoul untuk batu loncatan menyelesaikan northern diplomacynya. Menurut Yonhap, kantor berita Kor-Sel, Roh akan mengunjungi Beijing September depan -- dengan alasan menghadiri pembukaan Asian Games. Bila kunjungan itu terwujud, tak sulit meramalkan pemulihan hubungan Seoul-Beijing, khususnya jika hubungan diplomatik Moskow-Seoul sudah terwujud lebih dulu. Dan nasib Kor-Ut pun makin jadi pertanyaan. Seiichi Okawa (Tokyo) dan FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini