Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hakim Tolak Gugatan Trump Larang Penerbitan Buku John Bolton

Hakim Distrik A. Royce Lamberth menolak permintaan pemerintah Donald Trump atas pemblokiran penerbitan buku eks penasihat keamanan John Bolton.

21 Juni 2020 | 17.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton berbicara selama kuliah umum di Duke University di Durham, North Carolina, AS 17 Februari 2020. [REUTERS / Jonathan Drake]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang hakim AS pada hari Sabtu menolak permintaan pemerintah Donald Trump atas perintah pemblokiran penerbitan buku oleh mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, yang menuduh presiden meminta bantuan Cina untuk memenangkan pemilu 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sementara tindakan sepihak Bolton menimbulkan keprihatinan keamanan nasional yang besar, pemerintah belum menetapkan bahwa perintah pengadilan merupakan upaya yang tepat," kata Hakim Distrik A. Royce Lamberth, dikutip dari Reuters, 21 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintahan Trump berupaya mencari perintah pelarangan terhadap publikasi “The Room Where It Happened: A White House Memoir", yang diklaim Gedung Putih berisi informasi rahasia dan mengancam keamanan nasional.

Buku itu, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada hari Selasa, sudah didistribusikan organisasi media.

"Terdakwa Bolton telah bertaruh dengan keamanan nasional Amerika Serikat. Dia telah mengekspos dan melukai negaranya serta dirinya sendiri terhadap pertanggungjawaban perdata (dan berpotensi pidana)," tulis hakim.

Namun, dia mengatakan perintah larangan penerbitan akan terlambat untuk membendung bahaya. "Dengan ratusan ribu salinan di seluruh dunia, banyak di ruang redaksi, kerusakan telah terjadi," kata Lamberth.

Lamberth juga mengatakan Bolton telah bertindak secara sepihak dengan melanjutkan penerbitan tanpa menunggu tinjauan pra-publikasi oleh pemerintah.

Sebuah gugatan perdata tertunda terhadap Bolton yang berupaya memaksanya untuk memberi Amerika Serikat hak atas semua keuntungan dari buku itu.

Berbicara kepada wartawan ketika ia meninggalkan Gedung Putih untuk terbang ke kampanye di Oklahoma, Trump sekali lagi menuduh Bolton telah merilis informasi rahasia dan memuji teguran hakim terhadap Bolton sebagai "putusan yang hebat".

"Hakim itu sangat kuat dalam pernyataannya tentang informasi rahasia dan sangat kuat juga pada kenyataan bahwa negara itu akan mendapatkan uang, uang yang ia hasilkan," kata Trump. "Apa pun yang dia hasilkan, dia akan memberikannya kembali."

Dalam wawancara kemudian dengan Fox News Channel, Trump menyebut apa yang dilakukan Bolton "pengkhianatan".

"Dia harus masuk penjara karena itu untuk waktu yang lama," katanya.

Penerbit Simon & Schuster dan pengacara Bolton Charles Cooper menyambut baik keputusan itu.

"Namun, dengan hormat kami tentang masalah ini, dengan kesimpulan awal Pengadilan pada tahap awal kasus ini bahwa Duta Besar Bolton tidak sepenuhnya mematuhi kewajiban pra-publikasi kontraknya kepada pemerintah," kata Cooper dalam sebuah pernyataan.

Buku John Bolton telah menarik perhatian luas karena penggambarannya yang lemah tentang Trump. John Bolton menyebut Trump memohon bantuan kepada Presiden Cina Xi Jinping untuk memenangkan tender pemilu 2020, dan merinci dugaan ketidakwajaran yang tidak dibahas dalam persidangan pemakzulan Trump.

Trump memecat John Bolton, seorang garis keras dalam kebijakan luar negeri, September lalu setelah 17 bulan menjabat sebagai penasihat keamanan nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus