Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiap tanggal 2 Desember, Uni Emirat Arab atau UEA merayakan kemerdekaannya dari jajahan Inggris. Pada hari itu, tahun 1971, UEA resmi berdiri sebagai negara setelah enam keamiran menyepakati pembentukan federasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian ini dikenal sebagai “Semangat Persatuan,” yang menjadi fondasi berdirinya UEA modern.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendiri UEA, yang meliputi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dari Abu Dhabi dan Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum dari Dubai, berhasil menyatukan enam keamiran Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm Al Quwain, dan Fujairah. Setahun kemudian, Ras Al Khaimah bergabung, melengkapi tujuh emirat yang membentuk UEA.
Kilas Balik
Federasi ini dimulai ketika Inggris mengumumkan rencana penarikan diri dari Teluk pada 1968. Sheikh Zayed dan Sheikh Rashid memprakarsai pembentukan federasi, yang awalnya dirancang mencakup Qatar dan Bahrain. Namun, kedua negara tersebut memilih menjadi entitas terpisah.
Pada 2 Desember 1971, federasi UEA resmi terbentuk, menciptakan struktur politik yang memadukan tradisi lokal dengan administrasi modern. Sejak berdirinya, UEA mengandalkan pendapatan minyak sebagai motor utama pembangunan. Abu Dhabi mengekspor minyak pertama kali pada 1962, yang mendorong pembangunan infrastruktur besar-besaran seperti sekolah, rumah sakit, dan jalan raya.
Sementara itu, Dubai mengalihkan fokus dari perdagangan mutiara yang mengalami kemunduran akibat persaingan dengan mutiara budidaya Jepang, menjadi pusat perdagangan maritim. Pada 1969, Dubai mulai mengekspor minyak dan menggunakan pendapatannya untuk mengembangkan sektor perdagangan dan pariwisata.
Setiap 2 Desember, UEA menyemarakkan Hari Nasional dengan berbagai kegiatan. Dari pertunjukan kembang api hingga parade kendaraan hias, perayaan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik warga lokal maupun ekspatriat.
Di setiap emirat, tepi pantai menjadi pusat perhatian dengan karnaval penuh warna dan instalasi patung pasir yang memukau. Abu Dhabi menjadi tuan rumah acara resmi di Stadion Zayed Sports City, menampilkan pertunjukan teatrikal, aerobatik, dan pidato yang menggugah semangat nasional.
Warna bendera merah, putih, hijau, dan hitam menghiasi jalan-jalan, gedung-gedung, hingga kendaraan, melambangkan kebanggaan dan semangat persatuan.
Meski baru berusia 53 tahun, akar sejarah UEA jauh lebih dalam, berawal dari peranannya sebagai pusat perdagangan antara Eropa dan Timur Jauh. Wilayah ini menjadi incaran bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris karena lokasinya yang strategis.
Pada abad ke-19, serangkaian perjanjian antara Inggris dan masing-masing keamiran menghasilkan pembentukan "Negara-negara Trucial," yang menjadi cikal bakal UEA modern.
Seiring waktu, Uni Emirat Arab berhasil bertransformasi dari wilayah yang bergantung pada industri mutiara menjadi negara dengan ekonomi modern dan infrastruktur canggih, berkat kepemimpinan visioner seperti Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Hari Nasional bukan hanya tentang merayakan berdirinya UEA, tetapi juga merenungkan perjalanan panjang negara ini dalam membangun identitas nasional yang unik. Semangat persatuan yang dicanangkan para pendiri tetap hidup hingga kini, menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.