Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hari ini pada 1988: Kisah Benazir Bhutto Dilantik Menjadi PM Pakistan

Benazir Bhutto menjadi pemimpin perempuan pertama di sebuah negara Islam. Dia menjadi PM Pakistan.

3 Desember 2022 | 00.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto Benazir Bhutto ini diambil beberapa saat sebelum ia terbunuh pada 27 Desember 2007 di Rawalpindi, Pakistan. Benazir Bhutto saat itu tengah berdiri dari mobil antipeluru untuk melambaikan tangan ke kerumunan di sekitarnya. Benazir ditembak di bagian leher oleh seorang pembunuh yang kemudian juga meledakkan sebuah bom bunuh diri. Pembunuhan itu terjadi ketika ia baru saja meninggalkan Liaquat National Bagh di Rawalpindi dalam rangka kampanye pemilihan umum pada awal tahun 2008. boredpanda.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini 34 tahun lalu, momentum bersejarah tercipta di Pakistan yakni PM Pakistan wanita pertama. Ketika itu, Benazir Bhutto secara resmi dilantik menjadi PM Pakistan. Hal ini membuatnya menjadi pemimpin perempuan pertama di sebuah negara Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip History, Benazir Bhutto lahir pada 21 Juni 1953, di Karachi, SE Pakistan. Ia merupakan anak tertua dari Zulfikar Ali Bhutto, presiden keempat dan perdana menteri kesembilan Pakistan.

Kembali ke Pakistan dan Prahara Politik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Benazir kembali ke Pakistan pada tahun 1977, dan ditempatkan di bawah tahanan rumah setelah adanya kudeta militer pimpinan Jenderal Mohammad Zia ul-Haq yang menggulingkan kekuasaan ayahnya. Sang ayah dijatuhi hukuman gantung pada 1978 usai ia dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Tinggi Lahore dalam komplotan yang membunuh lawan politiknya. Benazir pun mewarisi kepemimpinan Partai Rakyat Pakistan (PPP) bentukan Zulfikar Ali Bhutto.

Mengutip Britannica, setelah sempat hijrah ke Inggris pada 1984-1986, Benazir kembali ke Pakistan setelah pencabutan darurat militer. Ia kemudian menjadi tokoh utama dalam oposisi politik terhadap Zia yang ketika itu menjabat sebagai presiden.

Pada 1988, Zia terbunuh dalam kecelakaan pesawat misterius sehingga meninggalkan kekosongan kekuasaan di pusat politik Pakistan. Dalam pemilihan berikutnya, PPP memenangkan jumlah kursi terbanyak di Majelis Nasional. Pada 2 Desember 1988, Benazir kemudian menjadi perdana menteri wanita pertama di negara itu dan kepala pemerintahan sipil pertama sejak pembubaran pemerintahan ayahnya pada tahun 1977.

Setelah memangku jabatan tersebut, wanita kelahiran 1953 ini mendirikan pusat Studi Wanita di lima universitas di Islamabad, Karachi, Quetta, Peshawar, dan Lahore. Ia juga mendirikan First Women Bank untuk memenuhi kebutuhan finansial para wanita. Bank kemudian mendanai skema kredit skala kecil untuk perempuan yang kurang beruntung.

Benazir berupaya untuk memperjuangkan demokrasi tetap menjadi warisan abadi yang sangat dihormati di antara para pesaingnya. Beberapa universitas dan gedung-gedung publik di Pakistan menyandang nama Benazir Bhutto. Selain itu, sepak terjangnya mempengaruhi sejumlah aktivis, termasuk peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai.

Benazir Bhutto dibunuh pada 27 Desember 2007 oleh seorang pengebom bunuh diri berusia 15 tahun bernama Bilal ketika dirinya mengikuti rapat umum kampanye pemilihan di Rawalpindi, Pakistan. Serangan itu juga menewaskan 28 orang lainnya dan melukai sedikitnya 100 lainnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus