AHMAD Syah Massoud, dikawal 10 prajurit mujahidin berbaju loreng dan bersenjata lengkap, memasuki ruang sidang Departemen Luar Negeri Afghanistan, Kamis sore pekan lalu. Inilah pertama kali sejak Kabul jatuh di tangannya, panglima pasukan gerilya Jamiat-i-Islami itu mengadakan jumpa pers. Sebelum menjawab pertanyaaan para wartawan melalui seorang penerjemah -- meski ia mampu berbahasa Inggris -- lelaki tinggi kurus berusia 39 tahun yang sore itu mengenakan seragam hijau polos tersebut menjelaskan perihal jatuhnya Kabul dan asal mula konfliknya dengan kelompok Hekmatyar. Ia mengaku gagal membujuk Hekmatyar agar tak menyerang Kabul. Sebab, tuturnya, Kabul tak perlu diserang karena rezim lama sudah menyiapkan penyerahan kekuasaan tanpa syarat. Maka itulah, katanya melanjutkan, "Kami sengaja berada di luar Kabul, untuk menghindari pertempuran dengan kelompok Hekmatyar." Baru setelah suasana Kabul memburuk karena ulah Hekmatyar, "Dewan Mujahidin memerintahkan saya masuk Kabul untuk mempertahankannya, dan saya berhasil." Menurut Massoud, yang kini menjabat menteri pertahanan Afghanistan, suasana Kabul makin baik. Berikut laporan wartawan TEMPO Yuli Ismartono, yang ikut mewawancarai Massoud beserta sejumlah wartawan Barat yang ada di Kabul. Tanya jawab berlangsung sekitar satu jam. Benarkah Anda menyetujui gencatan senjata dengan Hekmatyar, dan bagaimana pendapat Anda mengenai tuntutannya agar pasukan milisi Jenderal Dostum ditarik dari Kabul? Memang benar. Gencatan senjata kami setujui belum lama ini, dan perundingan masih berlangsung. Hekmatyar mengajukan tiga tuntutan. Pertama, dia tak setuju Mojadidi diangkat sebagai ketua Dewan Mujahidin. Kedua, dia ingin agar masa tugas Dewan Transisi (pemerintahan sementara yang akan dibentuk oleh Mojadidi yang bertugas mengadakan pemilu, dan bermasa kerja empat bulan) diperpendek. Ketiga, Hekmatyar menuntut agar Divisi 53 di bawah pimpinan Jenderal Dostum ditarik dari Kabul. Tampaknya, hanya tuntutan terakhir yang tak bisa kami penuhi. Soalnya, pasukan Jenderal Dostum salah satu kelompok yang membantu kami menjatuhkan rezim Kabul. Ia bersama dua jenderal lainnya membantu kami mengalahkan pasukan Najibullah dan berhasil menetralisasi serangan Hekmatyar. Lagipula, kehadiran Jenderal Dostum di Kabul atas permintaan Dewan Pimpinan, yang mengajak semua pihak dari rezim lama untuk bergabung membantu kami menggulingkan Najibullah. Karena itulah pasukan-pasukan ini harus dihargai. Bukan dihina. Saya tak habis mengerti mengapa Hekmatyar menuduh saya bekerja sama dengan musuh. Padahal, Hekmatyar, yang mengaku pejuang Islam, ikut serta dalam rencana kudeta tahun 1990 bersama kelompok garis keras Khalkis yang berpaham komunis. Mengapa Hekmatyar menolak Dostum, tapi bersekutu dengan kelompok komunis yang tak mau bergabung dengan kami? Apakah Mojadidi tahu dan menyetujui gencatan senjata itu? Mojadidi tak akan menolak gencatan senjata di Kabul. Saya yakin, setiap keputusan soal keamanan akan disetujuinya. Jika tuntutan Hekmatyar ditolak, perang saudara bakal berkobar lagi. Meski tak bisa merebut Kabul, kelompoknya senantiasa mengancam perdamaian Afghanistan. Saya menjamin pasukan Hekmatyar tak mungkin berhasil masuk ibu kota karena pasukan kami cukup kuat. Perang saudara yang meluas pun dapat diredam karena seluruh komandan militer, para ulama, dan tokoh-tokoh etnis sepakat berada di bawah pemerintahan sementara. Jabatan apa yang bisa ditawarkan pada Hekmatyar dalam pemerintahan yang baru nanti? Seperti diketahui, jabatan perdana menteri yang ditawarkan oleh Dewan Mujahidin sudah ditolaknya. Sementara posisinya dalam pemerintahan yang baru nanti tergantung keputusan Dewan dan rakyat Afghanistan. Apa pun keputusan (tentang Hekmatyar) itu akan saya terima. Bagaimana cara mengendalikan keamanan di Kabul? Mungkinkah kini seluruh pasukan mujahidin diletakkan di bawah satu komando, satu pimpinan yang ditunjuk oleh Mojadidi? Kami telah membagi Kabul menjadi 12 wilayah keamanan, dan sementara ini masing-masing berada di bawah kendali komandan mujahidin. Nantinya, keamanan ke-12 wilayah itu akan berada di bawah tanggung jawab seorang menteri dalam negeri yang masih akan ditunjuk. Kini, apakah para komandan wilayah itu berada di bawah seorang pimpinan militer, belum dibicarakan oleh Dewan. Bagaimana bentuk angkatan bersenjata Afghanistan nantinya? Bagaimana nasib para pejuang mujahidin yang tak mau bergabung? Hingga kini kami belum dapat menentukan struktur dan berapa jumlah personel militer yang dibutuhkan. Para pejuang yang tak ingin bergabung dalam angkatan bersenjata Afghanistan akan dibebastugaskan. Bagaimana komentar Anda tentang pernyataan Mojadidi yang berniat memperpanjang masa jabatannya yang seharusnya hanya dua bulan? Dewan Pimpinan telah memutuskan bahwa masa bakti Mojadidi hanya dua bulan. Hingga saat ini keputusan itu belum berubah. Sejauh mana Islam dapat mempersatukan negara ini, mengingat banyaknya suku dan etnis yang berbeda? Apakah tuntutan Hekmatyar soal Dostum merupakan usaha menindas kelompok minoritas? Dalam sejarah kami jelas Islam merupakan faktor utama dalam penyatuan negara. Begitu pula dalam waktu sekarang. Tindakan Hekmatyar bisa dianggap melawan kepentingan dan keutuhan negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini