JAKARTA kedatangan tamu penting dari Vietnam Senin sore pekan ini: Wakil PM Vietnam Jenderal Vo Nguyen Giap (baca: Vo Nwin Zop). Seni pekan ini rombongan terdiri dari 7 tamu termasuk Nyonya Nguyen Giap, mendarat di Jakarta. Giap, kini 78 tahun, dikenal sebagai pahlawan, jenius perang dan bapak militer Vietnam, yang reputasinya diakui dunia. Dari namanya, seakan Giap memang ditakdirkan menjadi tentara. "Giap" adalah kekuatan dan "Vo" sama dengan persenjataan. Lahir di Provinsi Quangbiln pada 1912 dari keluarga petani miskin, sejak usia 14 tahun ia sudah terjun dalam dunia pergerakan. Pada 1926 ia dipenjarakan beberapa bulan oleh pemerintah kolonial Prancis. Tokoh yang dikenal senang berpenampilan sederhana -- sebagaimana Ho Chi Minh, ia gemar mengenakan sandal dari ban bekas -- ini, kuliah di jurusan hukum di Universitas Hanoi. Saat kuliah inilah Giap muda bergabung dengar Partai Komunis Indocina cikal bakal Partai Komunis Vietnam, yang didirikan oleh Ho Chi Minh. Ketika mengajar sejarak di sekolah menengah "Thang Long" di Hanoi, Giap bakat strategi militernya terlihat. Menurut para bekas muridnya, Giap sangat menyukai strategi perang Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte. "Ia bisa menggambarkan secara rinci rencana pertempuran Napoleon di papan tulis," kenang seorang bekas muridnya. Giap meraih gelar sarjana hukum pada 1938. Setahun kemudian, ketika partainya dilarang, ia kabur ke RRC bergabung dengan Ho Chi Minh. Segera Giap diangkat sebagai tangan kanan Paman Ho untuk urusan militer. Pada 1941 Ho membubarkan partai, dan menggantinya dengan Liga Kemerdekaan Vietnam -- koalisi berbagai kekuatan yang kemudian dikenal dengan nama Viet Minh. Giap pun mulai melatih tentara Viet Minh, cikal bakal militer Vietnam, yang kemudian tersohor dengan taktik gerilyanya. Pasukan hasil latihan Giap inilah yang pada 1945 mengusir Jepang. Republik Demokrasi Vietnam berdiri, dan Giap menjabat menteri dalam negeri. Strategi perang gerilya kembali dijalankan untuk melawan Prancis, yang berupaya menegakkan kembali kekuasaannya di Indocina seusai Perang Dunia II. Giap menjabat panglima AB merangkap menteri perta- hanan -- pos yang dipegangnya hingga 1980. Nama Giap kian harum setelah pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Prancis, yang jumlahnya lebih besar -- berkat taktik jitu Giap, antara lain dengan membuat terowongan bawah tanah -- di benteng Dien Bien Phu pada 1954. "Kemenangan yang mengejutkan," kata Giap mengenang, ketika pemerintah Hanoi pada 1984 merayakan 30 tahun peristiwa Dien Bien Phu. Kehebatan strategi perang di Bien Phu yang akhirnya membuat Prancis angkat kaki dari Vietnam -- diakui oleh dunia. "Musuh bisa saja secara 10 kali lebih banyak daripada pasukan Anda. Tapi jika Anda berhasil memecah perhatian musuh, Anda bisa berkekuatan 10 kali lebih besar di mana pun Anda memilih untuk menyerang mereka," inilah salah satu ajaran penting Giap. Prinsip lain yang selalu dipegang teguh oleh Giap adalah pentingnya mendapat dan mempertahankan dukungan petani dalam perang gerilya. "Tanpa dukungan petani, gerilyawan tak bakal aman bergerak, bersembunyi, hidup, dan menerima serta mengirimkan berita intelijen," tulis Giap dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada 1962: People's War, People's Army. Pada 1968, buku keduanya terbit Big Vic- tory, Great Task. Adalah strategi perang Giap pula yang memungkinkan pasukan Vietcong mengusir pasukan AS dari Vietnam Selatan. Sejak awal Giap yakin dapat mengalahkan pasukan Amerika, yang "moral mereka lebih rendah dari tinggi rumput," tulisnya dalam buku Big Victory itu. Dan sang jenderal pula arsitek penyerbuan Vietnam ke Kamboja yang menumbangkan rezim berdarah Pol Pot. Nafsu perang Giap masih menggelegak saat RRC memprovokasi perang memprotes pendudukan Kamboja. Ketika itu 1979, banyak pemimpin pragmatis Vietnam tidak ingin terlibat perang dengan RRC. Tapi kubu garis keras dipimpin Partai Komunis Vietnam Le Duan dan Giap, berhasil menunjukkan gigi mereka. Perang RRC-Vietnam pun pecah. Di "masa damai" karier politik Giap sempat surut. Setelah tak lagi menjabat Menteri Pertahanan pada 1980, dua tahun kemudian ia tak terpilih lagi sebagai anggota Polit Biro. Tapi ia naik lagi setelah diangkat menjadi deputi PM Vietnam. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini