Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi India telah melepaskan seekor burung merpati milik seorang nelayan Pakistan setelah penyelidikan memastikan burung yang terbang di perbatasan bukanlah burung mata-mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Merpati dibebaskan kemarin (28 Mei) setelah tidak ada yang mencurigakan ditemukan," kata Shailendra Mishra, seorang pejabat senior polisi di Kashmir yang dikelola India, dikutip dari Reuters, 30 Mei 2020. Tidak jelas di mana burung itu dilepaskan dan apakah ia terbang kembali ke pemiliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik merpati Pakistan telah mendesak India untuk mengembalikan burungnya, yang oleh warga desa diserahkan kepada polisi setelah ditemukan.
"Ini hanya burung yang tidak bersalah," kata Habibullah, pemilik burung, mengatakan pada Jumat.
Dia menolak tuduhan bahwa angka-angka yang tertulis pada cincin di kaki merpati adalah kode yang dimaksudkan untuk kelompok-kelompok militan yang beroperasi di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Habibullah, yang tinggal di sebuah desa dekat perbatasan Kashmir, salah satu zona yang paling termiliterisasi di dunia, mengatakan burung itu telah berpartisipasi dalam lomba balap merpati dan angka di kaki burung itu adalah nomor ponselnya.
Olahraga ini sangat populer di desa-desa perbatasan, kata Yasir Khalid dari Shakar Garh Pigeon Club, menambahkan perlombaan seperti itu juga diadakan di India, dan tidak jarang kehilangan seekor burung di kedua sisi negara. Pemilik mengidentifikasi burung mereka dengan perangko di sayap, cat, dan cincin di kaki.
"Kami harus membawa burung itu ke dalam tahanan kami untuk menyelidiki apakah ia digunakan untuk memata-matai," kata seorang pejabat senior keamanan perbatasan India yang enggan disebut identitasnya.
Sebelumnya Times of India melaporkan burung merpati itu ditangkap warga desa Manyari pada 24 Mei setelah melintasi perbatasan India-Pakistan di Kashmir.
Dugaan burung merpati mata-mata bukanlah yang pertama kali terjadi antara India dan Pakistan.
Pada 2016, seekor merpati dibawa ke tahanan India setelah ditemukan dengan catatan mengancam Perdana Menteri India Narendra Modi.
Times of India melaporkan, merpati dan bahkan balon terkadang membawa pesan berkode melintasi perbatasan India sebagai jenis "operasi psikologis".
Pada November tahun lalu, balon berbentuk pesawat berisi catatan ancaman serangan di Jammu untuk membalas dendam pembunuhan teroris Zakir Musa. Pada Agustus 2018, sebuah balon dengan bendera nasional Pakistan dengan tulisan "I Love Pakistan" terlihat melayang di desa Moti di dekat Jammu. Pada Juni 2018, seekor burung merpati dengan tulisan Urdu di tubuhnya ditemukan di desa Manwal dekat perbatasan India dan Pakistan.