Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN, Sujiro Seam, merespons langkah Indonesia yang resmi menjadi anggota penuh BRICS. Dia menyambut baik jika Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lain memilih untuk bergabung dengan BRICS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keputusan beberapa negara anggota ASEAN untuk menjadi anggota penuh atau anggota asosiasi BRICS membuat Uni Eropa semakin relevan untuk terlibat dengan ASEAN," kata Seam saat menggelar konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, pada Kamis, 16 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seam mengatakan bahwa di tengah kondisi dunia yang berubah dibutuhkan kerja sama dengan seluruh mitra. Dia menyatakan Uni Eropa bersedia untuk berkolaborasi dengan kelompok negara-negara di dunia.
BRICS, yang mewakili negara-negara belahan bumi selatan, menurut dia dapat menjadi mitra strategis UE dan ASEAN. Dia juga menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS tak membawa kendala apa pun yang berkaitan dengan hubungan baik Indonesia dan UE.
"Saya rasa ini tidak akan mengubah cara kita terlibat antara Uni Eropa dan ASEAN untuk pelaksanaan kemitraan strategis," ujarnya.
Menurut Seam, kemitraan strategis antara ASEAN dan Uni Eropa dipandu oleh Pernyataan Pemimpin Bersama dan Rencana Aksi untuk melaksanakan kemitraan strategis pada tahun 2023-2027.
"Terlepas dari keputusan dan pilihan yang dibuat oleh negara-negara anggota ASEAN, atau negara-negara anggota Uni Eropa, kerangka kerja ini tetap menjadi bintang penuntun hubungan kita," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkap langkah strategis Indonesia di dunia internasional, salah satunya lewat keberhasilan Indonesia bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada Januari 2025.
Sugiono mengatakan bahwa proses aksesi Indonesia ke dalam keanggotaan BRICS merupakan bagian dari diplomasi aktif di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, jelas Sugiono, para anggota BRICS sepakat untuk memutuskan dan menerima Indonesia.
"Di sini, Indonesia dipandang sebagai negara yang penting untuk bisa segera bergabung,” kata Sugiono saat menyampaikan pidato dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Januari 2025.
Lebih lanjut, Sugiono menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di dalam BRICS merupakan perwujudan nyata dari prinsip politik luar negeri bebas aktif dan bukan sebuah penyimpangan.
“Karena keputusan ini bukanlah merupakan hasil kerja semalam, melainkan buah dari kiprah, konsistensi, dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun.” ujarnya.
Sebagai anggota BRICS, Sugiono menekankan, Indonesia akan memastikan jembatan kepentingan negara-negara berkembang dan kawasan Indo-Pasifik tetap terjalin.
Selain itu, Sugiono juga menyebut aktifnya keanggotaan Indonesia di dalam BRICS turut berjalan seiring dengan peran aktif kerja sama dengan negara lain seperti dalam G20, APEC, IPEF, MIKTA, dan CPTPP serta tahap aksesi sebagai anggota OECD.