Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari kedua penyelenggaraan forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam memfokuskan pada konsep wasatiyyat Islam atau konsep Islam moderat. Sekitar 43 ulama dari 36 negara saling bertukar pandangan mengenai penerapan wasatiyyat Islam dalam sejarah peradaban Islam dan tantangan umat Islam dalam peradaban modern.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bicara soal tantangan, saya melihat masalah masyarakat menyangkut hubungan antarkelompok selalu ada di negara mana pun,” kata Din Syamsudin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari kedua penyelenggaraan forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wwasatiyyat Islam yang diselenggarakan Indonesia di Bogor, Jawa Barat, 2 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Sementara itu, Yahya Sergio Yahe Pallavicini, Ketua Komunitas Islam Italia, mengatakan pertemuan hari kedua forum ini sangat penting karena para ulama mengkaitkan akar permasalahan pada perkembangan masalah. Agama itu tak rumit, tapi manusia yang membuatnya kompleks.
Pandangan itu dibenarkan Mustafa Ceric, Ketua Dewan Pusat Dialog Islam Sarajevo. Menurutnya, umat Islam sedang menghadapi tantangan terorisme. Islamophobia bukan menyerang Islam karena secara garis sejarah, umat Islam di dunia tidak mempunyai "dosa". Umat Islam tidak terlibat dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan pembuatan bom atom tidak diprakarsai umat Islam. Karena itu, tidak alasan bagi umat Islam bersikap takut, tapi jangan pula bersikap defensif karena Islam sangat menghargai perbedaan.
Penyelenggaraan forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam diselenggarakan pemerintah Indonesia sejak Selasa, 1 Mei, dan akan berakhir pada Kamis, 3 April 2018. Semua ulama yang terlibat dalam forum tersebut sangat ingin ajang tukar pikiran seperti ini menjadi agenda rutin menyusul tingginya tantangan global umat Islam, yaitu intoleransi, ekstremisme, Islamophobia, terorisme, hingga masalah kemanusiaan, seperti pengungsi dan bencana yang dibuat manusia.