Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Pemerintah Iran dilaporkan memulai pembangunan fasilitas nuklir bawah tanah di wilayah Fordo di tengah hubungannya yang memanas dengan Amerika Serikat. Hal ini diketahui dari foto satelit yang diterima The Associated Press dari Maxar Technologies hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Iran belum secara terbuka mengakui adanya konstruksi baru di Fordo. Barat pertama kali menemukan pembangunan fasilitas nuklir di sana pada 2009.
Sementara tujuan pembangunan masih belum jelas, aktivitas apa pun di Fordo diyakini memicu kekhawatiran baru di penghujung masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Sebelumnya, Iran sudah membangun fasilitas nuklir Natanz setelah ledakan misterius pada Juli lalu yang ditengarai akibat sabotase.
"Setiap perubahan di situs ini akan diawasi dengan cermat sebagai tanda ke mana arah program nuklir Iran," kata Jeffrey Lewis, seorang ahli di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies yang mempelajari Iran, dikutip dari Arab News, Jumat, 18 Desember 2020.
Perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak segera menanggapi permintaan komentar. Begitu pula Badan Energi Atom Internasional, yang inspekturnya berada di Iran sebagai bagian dari kesepakatan nuklir.
Konstruksi di situs Fordo dimulai pada akhir September. Gambar satelit itu menunjukkan konstruksi berlangsung di sudut barat laut situs tersebut, dekat kota suci Syiah Qom sekitar 90 kilometer barat daya Teheran.
Foto satelit 11 Desember menunjukkan penggalian untuk sebuah bangunan dengan lusinan pilar. Pilar semacam itu dapat digunakan dalam konstruksi untuk menopang bangunan di zona gempa.
Lokasi konstruksi di barat laut fasilitas bawah tanah Fordo, dibangun jauh di dalam gunung untuk melindunginya dari potensi serangan udara. Situs ini berada di dekat bangunan pendukung dan penelitian dan pengembangan lainnya di Fordo.
Di antara gedung-gedung itu adalah Pusat Teknologi Vakum Nasional Iran. Teknologi vakum adalah komponen penting dari sentrifugal gas uranium Iran, yang memperkaya uranium.
Presiden Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, di mana Teheran telah setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Ketika AS menaikkan sanksi, Iran secara bertahap dan secara terbuka meninggalkan batas kesepakatan karena serangkaian insiden yang meningkat mendorong kedua negara ke ambang perang pada awal tahun.
ARAB NEWS
https://www.arabnews.com/node/1779171/middle-east