ISLAM fundamentalis menang di Aljazair. Segera ucapan selamat datang dari Iran meski sebenarnya pemilu multipartai pertama di Aljazair Selasa pekan lalu itu masih di tingkat kota praja. Toh, keberhasilan Front Penyelamatan Islam (FIS), nama resmi partai Islam fundamentalis itu, bakal banyak mengubah situasi di bekas koloni Prancis di Afrika Utara ini. Juga, diduga, akan berpengaruh ke negara-negara tetangga, dan Prancis sendiri. Pasalnya, sejak awal FIS -- yang baru secara sah diakui pada September silam tak menyembunyikan niat menjadikan Aljazair republik yang diatur syariat Islam. Padahal, negeri berpenduduk 23 juta ini, meski mayoritas penduduknya beragama Islam, sejak kemerdekaan 28 tahun silam, merupakan negara sekuler. Kemenangan FIS tampaknya karena jaringan partai ini sangat efektif lewat organisasi di masjid-masjid. Misalnya saja, FIS sukses membantu korban gempa Oktober lalu, dengan membagikan pakaian, makan, dan tenda gratis. Parlemen Aljazair memang masih dikuasai partai yang berkuasa, Front Pembebasan Nasional (FLN), dan jadwal pemilihan parlemen masih dua tahun lagi. Tapi, setelah pengumuman resmi kemenangan FIS, partai ini sudah meminta pemerintah segera membubarkan parlemen, dan mempercepat pemilu. Kuat dugaan FIS, yang kini beranggotakan tiga juta orang, bakal kembali unggul dalam pemilihan anggota parlemen. Namun, pemimpin FIS Abbasi Madani menyatakan tak berniat menggeser Presiden Aljazair Chadli Benjedid. Chadli, yang juga menjabat ketua FLN, terpilih untuk ketiga kalinya sebagai presiden untuk masa lima tahun pada 1988. Kemenangan FIS menggetarkan negeri-negeri tetangga yang melarang berdirinya partai Islam fundamentalis. Di Libya, Tunisia, dan Maroko, tanda-tanda kian berkembangnya aktivis fundamen~talis Islam sudah n~ampak. Di Tunisia, kelompok fundamentalis "E~nnahdah" merupakan kelompok oposisi terbesar. "Kami baru saja mengadakan pemilu. Dan jelas gerakan fundamentalis ini tak ~boleh ikut karena mereka bukan partai politik," kata Azous Ennifar, duta besar Tunisia untuk Indonesia. Menurut Ali Laaridh, juru bicara Ennahdah, kemenangan FIS di Aljazair "memberi kami dukungan moral dan politik. Karena itu, Pemerintah Tunisia lebih ketat mengawasi dan membatasi gerak kelompok Ennahdah. Juga di Maroko meski Konsul Maroko di Jakarta, Mohammed El-Hajjami, menyatakan "Tak ada yang perlu dicemaskan. Masyarakat Maroko sejak dulu tidak mengenal dan menerima yang disebut fundamentalis dan ekstrimis." Tapi, di antara 14 parpol yang resmi berdiri di Maroko, termasuk di dalamnya Partai Komunis, tak ada partai Islam fundamentalis karena memang dilarang. Ini menunjukkan bahwa kelompok itu memang ada dan semakin mekar di Maroko. Di Prancis, banyak yang mengkhawatirkan kemenangan fundamentalis akan meningkatkan arus imigran dari Aljazair yang kini sudah mencapai satu juta. Menteri Olahraga Prancis Roger Bambuck menyatakan sedih atas kemenangan FIS. Tapi Presiden Prancis Francois Mitterrand dan Menlu Roland Dumas, Rabu pekan lalu, menyatakan Prancis akan tetap mempertahankan hubungan dekatnya dengan Aljazair, tak peduli kelompok mana pun yang memerintah. Celakanya, kemenangan FIS di sisi lain mengancam negeri ini sendiri secara ekonomis. Sudah terdengar pernyataan-pernyataan yang nadanya cenderung menunda investasi dan bantuan kredit kepada Aljazair. Padahal, Aljazair, yang dilanda krisis ekonomi dan punya utang luar negeri sekitar US$ 24 milyar, sangat membutuhkan investasi dan dana dari luar. ~~FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini