Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Istri Tentara Rusia Nekad Datangi Markas Putin, Tanya Kapan Suaminya Dipulangkan dari Urkaina

Istri seorang tentara Rusia mendatangi markas pemilihan Presiden Vladimir Putin menyampaikan permintaan agar suaminya dikembalikan ke klaurga

21 Januari 2024 | 00.06 WIB

Maria Andreeva, istri tentara Rusia dalam perang di Ukraina, meletakkan bunga di Makam Prajurit Tak Dikenal dekat tembok Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Januari 2024.  REUTERS
Perbesar
Maria Andreeva, istri tentara Rusia dalam perang di Ukraina, meletakkan bunga di Makam Prajurit Tak Dikenal dekat tembok Kremlin di Moskow, Rusia, 20 Januari 2024. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Istri seorang tentara Rusia mendatangi markas pemilihan Presiden Vladimir Putin di Moskow, Sabtu, 20 Januari 2024, menyampaikan permintaan agar suaminya dikembalikan ke tengah-tengah keluarga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Vladimir Vladimirovich Putin telah mengeluarkan keputusan bahwa suami saya harus berada di sana (di Ukraina). Saya ingin mengetahui kapan dia akan mengeluarkan keputusan suami saya harus berada di rumah,” kata Maria Andreyeva di depan pendukung Putin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pernyataan itu menarik perhatian, di negara yang melarang kritik terbuka terhadap perang.

Dia terlibat dalam perdebatan sengit dengan seorang wanita yang mengatakan kepadanya bahwa tentara Rusia di Ukraina membela tanah airnya dan dia harus berdoa untuk mereka.

"Jadi apa selanjutnya? Kementerian Pertahanan telah menghabiskan uangnya, sekarang kita perlu memeras semuanya dari orang-orang kita, mengambil nyawa mereka yang terakhir? Sehingga mereka kembali kepada kita hanya sebagai nama?" kata Andreyeva.

"Apakah mereka akan memberi saya pusara itu? Apa yang akan saya dapatkan kembali? Seorang lelaki tanpa kaki, tanpa lengan, seorang lelaki sakit? Tahukah Anda apa yang terjadi di sana?"

Adu argumen tersebut terjadi selama kunjungan ke markas pemilihan Putin oleh delegasi kecil dari "The Way Home", sebuah organisasi istri tentara yang berkampanye untuk kembalinya suami mereka dari garis depan.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya kemarahan dan keputusasaan di antara beberapa keluarga tentara ketika perang terus berlanjut, yang tidak terlihat berakhir setelah hampir dua tahun.

Putin memobilisasi 300.000 tentara cadangan pada bulan September 2022 dalam sebuah langkah tidak populer yang menurutnya tidak perlu diulangi karena ratusan ribu lainnya telah mendaftar secara sukarela sebagai tentara kontrak.

Putin bulan lalu mengatakan bahwa Rusia berada dalam posisi yang kuat di seluruh lini depan dan akan terus maju untuk mencapai tujuan dari apa yang disebutnya “operasi militer khusus”.

Putin memilih pertemuan dengan tentara bulan lalu untuk mengumumkan rencananya mencalonkan diri masa jabatan enam tahun pada pemilu bulan Maret, di mana pendukung dan penentangnya melihat kemenangannya sudah pasti. Ia juga sering muncul bersama keluarga tentara, termasuk kerabat mereka yang tewas dalam pertempuran, yang ia puji atas pengorbanan dan kepahlawanan mereka.

Andreyeva mengatakan dia tidak melihat adanya upaya dari pihak berwenang untuk mengatasi kekhawatiran istri tentara.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa putrinya yang masih balita menderita gangguan perkembangan bicara karena ketidakhadiran ayahnya.
“Semua masalah keluarga saya hanya dapat diselesaikan dengan satu hal – dengan kembalinya suami saya. Karena dia menjadi anak yang benar-benar berbeda ketika ayahnya pulang.”

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus