Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Jadi Raja Gantikan Ratu Elizabeth II, Ini Beberapa Kontoversi Pangeran Charles

Ratu Elizabeth II meninggal , Pangeran Charles otomatis menjadi raja Inggri. Namun ia yang bergelar Raja Charles III ini menyimpan banyak kontroversi

9 September 2022 | 19.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Elizabeth II meninggal dunia di rumahnya di Skotlandia pada Kamis, 8 September 2022, dalam usia 96 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah kematian Elizabeth, Pangeran Charles yang kini bergelar Raja Charles III otomatis menjadi raja Inggris dan kepala negara dari 14 kerajaan lain, termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru. Namun sebagai putra mahkota, sepertinya sang pangeran tak terlalu peduli dengan citra calon raja. Charles akrab dengan hal-hal yang kontroversial. Antara lain perceraiannya dengan Putri Diana dan skandal dengan Camilla.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari yang teranyar menerima jutaan dolar tunai dari perdana menteri Qatar, hingga berjabat tangan dengan diktator Robert Mugabe di pemakaman Paus. Pria berusia 73 tahun itu juga pernah bersikap rasis dan menghina Cina. Lebih dari itu, bahkan namanya terdaftar dalam Panama Papers. Pewaris takhta Inggris ini telah menjadi berita utama untuk semua alasan yang salah, berkali-kali selama bertahun-tahun.

Kontroversi Pangeran Charles

Berikut beberapa kontroversi yang pernah dilakukan Pangeran Charles III sebelum jadi Raja Inggris pengganti Ratu Elizabeth II:

1. Disebut menerima uang sumbangan dari Perdana Menteri Qatar

Sebuah outlet media Inggris melaporkan, Charles diduga menerima koper penuh uang tunai sebagai sumbangan amal dari mantan Perdana Menteri atau PM Qatar Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani. The Sunday Times melaporkan, sebagaimana dilansir Firstpost, koper itu merupakan salah satu dari tiga bundel uang tunai yang diterima sebagai sumbangan amal oleh pangeran Inggris. Tiga lot, yang dilaporkan berjumlah 3 juta Euro, itu diserahkan kepada pangeran secara pribadi antara 2011 dan 2015.

Setiap pembayaran dilaporkan disetorkan ke rekening Prince of Wales's Charitable Fund (PWCF) atau Dana Amal Pangeran Wales, sebuah entitas pemberi hibah untuk masyarakat kelas rendah yang di Skotlandia. Meskipun surat kabar melaporkan bahwa pembayaran itu tak ilegal, para kritikus mengatakan hal ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang penilaian pribadi raja masa depan. Terutama mengingat catatan Qatar tentang hak asasi manusia.

Terkait isu ini, perwakilan Charles mengatakan kepada The Sunday Times, bahwa prosedur yang benar telah diikuti. “Sumbangan amal yang diterima dari Sheikh Hamad bin Jassim segera diteruskan ke salah satu badan amal Pangeran yang menjalankan pemerintahan yang sesuai dan telah meyakinkan kami bahwa semua proses yang benar telah diikuti,” kata kantor Clarence House Pangeran Charles dalam sebuah pernyataan.

2. Ada nama Pangeran Charles dalam Panama Papers

Pada 2017, Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional mengumumkan penyelidikannya tentang bagaimana orang kaya dan terkenal di dunia menyimpan kekayaan mereka di luar negeri. Tindak lanjut dari ‘Panama Papers’ 2015 yang dijuluki ‘Paradise Papers’ ini menyebutkan nama-nama besar seperti Shakira, Bono dan Lewis Hamilton. Nama Pangeran Charles dilaporkan juga ada di dokumen Paradise Papers.

Pewaris takhta Inggris itu memiliki tanah pribadi, Duchy of Cornwall, yang diam-diam diinvestasikan di sebuah perusahaan lepas pantai Sustainable Forestry Ltd yang melobi politisi untuk mengubah perjanjian iklim. Kerajaan, seperti biasa, membantah laporan itu dan mengklaim pangeran tidak memiliki keterlibatan langsung dalam investasi. Namun, kebetulan, nama ibunda Charles III, Elizabeth II juga dilaporkan masuk dalam Panama Papers.

3. Memo laba-laba hitam

Charles kedapatan kerap mengirimkan surat dengan tulisan tangan kepada menteri-menteri Inggris dan politikus. Surat-surat ini berisi “petuah” dari sang pangeran untuk mempengaruhi kebijakan para menteri. Hal ini kontroversial lantaran sebagai calon penerus takhta Inggris, secara tradisional netral di panggung politik, menurut laman pemerintah Inggris, gov.uk. Disebut memo laba-laba hitam lantaran gaya tulisan tangannya yang khas.

4. Rasis

Penulis Christopher Anderson dalam bukunya yang berjudul ‘Brothers and Wives: Inside The Private Lives of William, Kate, Harry and Meghan’ mengungkapkan bahwa Pangeran Charles sempat melontarkan pertanyaan rasis di saat Meghan dan Harry, putranya, mengumumkan pertunangan mereka. Charles bertanya dengan suara keras kepada istrinya, Camilla, “Seperti apa anaknya nanti terlihat?” Anderson kemudian mengatakan bahwa Camilla terkejut dan menjawab, “Ya, sangat cantik, aku yakin.” Charles yang tidak puas dengan jawaban itu kembali melemparkan pertanyaan. “Maksudku, bagaimana pendapatmu mengenai warna kulit anak mereka nanti?”.

5. Berjabat tangan dengan Mugabe

Pada 2005, Charles yang menghadiri pemakaman Paus Yohanes Paulus II, mendapati dirinya terlibat dalam kehebohan setelah berjabat tangan dengan diktator Zimbabwe saat itu Robert Mugabe. Mugabe, pada saat itu, adalah orang buangan, keberadaan di Vatikan adalah ilegal. “Pangeran Wales terkejut dan tidak dalam posisi untuk menghindari menjabat tangan Tuan Mugabe,” kata juru bicara pangeran, yang mencoba meredakan kegemparan, saat itu.

6. Menghina China dengan tidak menghadiri jamuan

Pada 1999, Pangeran Charles dituduh menghina Presiden Cina Jiang Zemin dengan menolak undangan ke pesta perpisahan di Kedutaan Besar Tiongkok. Pewaris takhta Inggris itu, dikatakan tidak ingin berhubungan lagi dengan presiden Jiang saat itu. Ketidakhadiran Charles menjadi lebih mencolok setelah beberapa anggota keluarga kerajaan termasuk Ratu Elizabeth, Duke of Edinburgh, Duke dan Duchess of Gloucester, Putri Alexandra dan Duke of Kent hadir di jamuan makan resmi tersebut.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus