Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Singapura – Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, bersepakat meningkatkan kerja sama saling menguntungkan bagi kedua negara terutama di bidang ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah kesepakatan yang berhasil dicapai,” begitu dilansir Kedutaan Besar Republik Indonesia usai acara Leaders Retreat antara Indonesia dan Singapura di The Istana, Singapura, pada Selasa, 8 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut rilis dari KBRI yang diterima Tempo pada Rabu, 9 Oktober 2019, Presiden Jokowi mengatakan kedua negara bersepakat mengenai Framework for Negotiation of FIR Realignment. Ini terkait sikap Indonesia yang menyatakan ingin mengelola mengatur ruang udaranya sendiri di sekitar Batam dan Kepulauan Riau.
“Indonesia menghargai sikap Singapura yang memahami keinginan Indonesia untuk mengatur ruang udaranya sendiri,” begitu rilis dari KBRI Singapura.
Kesepkatan lainnya adalah Indonesia dan Singapura setuju untuk memperpanjang kerja sama Bilateral Liquidity Management Arrangement. Kedua negara juga meyambut baik perkembangan di Kendal Industrial Park dan Nongsa Digital Park.
Indonesia dan Singapura juga bersepakat untuk mendorong penyelesaian proses ratifikasi Bilateral Investment Treaty, yang telah diteken pada Oktober 2018 di Bali.
Dalam pertemuan ini, pemerintah Indonesia menawarkan sejumlah peluang kerja sama untuk pendanaan infrastruktur. Ini seperti pendanaan proyek kereta api Makassar – Parepare dan lapangan udara di Labuan Bajo.
Indonesia dan Singapura juga bersepakat dalam pengembangan pelatihan vokasi yaitu dengan operasionalisasi Politeknik di Kendal.
Juga ada kegiatan traning for trainers serta inisiatif RISING Fellowship. Kedua negara juga bersepakat meningkatkan kerja sama di bidang e-commerce, fintech, data services, pengembangan techno park dan pembangunan pusat inovasi regional.
Baik Jokowi dan Lee Hsien Loong menyaksikan penandatanganan dua dokumen kerja sama yaitu Agreement on Electronics Data Exchange to Facilitate and Secure Trade Between Indonesia and Singapore.
Juga ada penandatanganan Memorandum of Understanding on Archives Cooperation antara Arsip Nasional Republik Indonesia dan National Library Board Singapore.
Secara terpisah, kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan pertemuan tahunan ini untuk meningkatkan kerja sama. Ini bisa terlihat dari aktivitas perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Kedua negara juga bersepakat untuk meningkatkan pendidikan lewat kerja sama Indonesia – Singapore Civil Service Forum. Juga ada kerja sama dengan Temasek Foundation untuk pengembangan kurikulum Industri 4.0.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya, mengatakan ada minat investasi dari Singapura terutama di bidang infrastruktur. Ini terlihat dalam kegiatan Investment Day. Ada kerja sama antara SMRT dengan MRT Jakarta untuk pengembangan sumber daya manusia. Lalu ada kerja sama antara PT Sarana Multi Infrastruktur dari Indonesia dengan perusahaan Infrastructure Asia Singapura.
Dubes Ngurah mengatakan nilai realisasi investasi Singapura di Indonesia mencapai sekitar US$3.43 miliar atau sekitar Rp49 triliun selama Januari – Juli 2019.
Indonesia juga mengalami surplus perdagangan non-migas sebanyak US$136.92 juta atau sekitar Rp2 triliun. Jumlah wisata Singapura ke Indonesia juga meningkat 16.46 persen menjadi sekitar 1 juta wisatawan. Kedua negara juga meningkatkan kerja sama industri digital.