Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kado roket buat kaisar hirohito ?

Kedutaan as di tokyo & istana kaisar hirohito diserang roket. ulah kelompok chukaku-ha, kelompok ekstrem kiri di jepang, yang sebelumnya pernah mengancam dan mengutuk pertemuan 7 negara industri. (ln)

29 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERENTETAN ledakan mengguncang Tokyo, Selasa lalu, ketika kebanyakan penduduknya baru usai santap siang. Dan kegemparan pun segera bergema. Para petugas keamanan, yang sedang bersiap-siap menghadapl pertemuan 7 negara Industri d kota itu, segera bergerak menuju pusat ledakan. Maka, mereka pun tiba di Kedutaan AS dan istana Kaisar Hirohito. Kedua tempat inilah, yang cuma terpisah sekitar 1 km, yang menjadi sasaran peledakan. Mudah diduga, keduanya dilakukan oleh pelaku yang itu-itu juga. Sebab, ledakan di Kedutaan AS yang terjadi sekitar pukul 13.15 cuma lima menit mendahului ledakan di Istana. Pihak polisi Jepang pun segera melirik pada kelompok Chukaku-ha, yang merupakan kelompok ekstrem kiri terbesar di Jepang. Tudingan ini bukan tanpa alasan. Adalah Chukaku-ha satu-satunya kelompok radikal yang pernah melakukan penembakan roket serupa di bandar udara Narita dan Haneda, April tahun lalu. Roket buatan tangan ini, menurut pihak kepolisian Jepang, serupa benar dengan yang ditembakkan ke istana tadi. Yaitu terdiri atas sebuah kaleng minyak berdiameter sekitar 5 cm, panjang 15 cm, dan diberi ekor logam terbuat dari silinder penyemprot hama sepanjang 60 cm. Selain kesamaan metode penyerangan, kelompok Chukaku-ha -- yang artinya: fraksi inti -- itu memang sudah mengeluarkan peringatan, Januari lalu. Ancaman yang dimuat dalam koran mingguan mereka, Zenshin, itu mengutuk rencana pertemuan ekonomi 7 kelompok negara industri 4-6 Mei nanti, serta peringatan naik tahtanya Kaisar Hirohito, 29 April ini. "Kami akan meledakkan kedua acara itu," tulis Zenshin yang -- seperti kelompok ekstrem kiri lainnya -- mempersalahkan sang kaisar sebagai penyulut perang tahun 1930-1940-an. Itulah sebabnya 63.000 polisi telah disiagakan untuk menyambut kedua acara tadi dan mampu bergerak cepat begitu terjadi ledakan. Chukaku-ha diperkirakan memiliki 5.000 anggota. Jauh lebih besar dari empat kelompok ekstrem kiri lainnya yang cuma beranggotakan 500 hingga 3.000 orang. Kelompok radikal kiri mulai populer di Jepang sejak sekitar tahun 1969. Jumlahnya kecil, militansinya sangat tinggi. Terbukti dalam kurun 1971 hingga 1980 saja kelima kelompok ini dianggap bertanggung jawab atas 116 ledakan bom yang mengakibatkan 17 orang tewas dan 677 cedera. Ini belum termasuk jumlah korban dan ledakan yang terjadi akibat pertempuran antara sesama kelompok radikal ini yang sangat sengit dan dalam kurun 1970-1980 telah menewaskan 76 orang dan mencederai 2.829 lainnya. Ulah mereka yang mengguncangkan dunia antara lain penembakan para penumpang di Bandar Udara Lod, Israel, 1972. Bagi Kaisar Hirohito, 84, yang akan merayakan ulang tahun ke 60 kenaikan tahtanya, serangan ini bukan pertama kali. Beberapa tahun silam, sebuah mobil penuh bahan peledak menghancurkan pintu gerbang istananya. Pelakunya juga Chukaku-ha tadi. Hal yang menyulitkan penyidikan adalah tak adanya saksi yang melihat pelaku peledakan. Maklum, penembakan roket ini dilakukan secara otomatis dari dua buah sedan putih yang masing-masing dlparklr dekat sasaran. Yasuko Midoro, pemilik toko dekat Kedutaan AS, mengaku melihat peluncuran roket itu. "Saya mendengar ledakan hebat dan dua buah benda lonjong berwarna putih meluncur dari bagasi sebuah sedan putih di tempat parkir," katanya. Sebuah roket menghantam dinding lantai ketiga, jatuh di halaman dan terbakar. Sebuah lagi mejen. Di Istana, roket yang tiga buah itu berhasil meluncur 200 meter, jatuh dekat gerbang Istana dan terbakar. Peluncuran itu tampaknya dipacu dengan sebuah pengontrol waktu. Alhasil, pelakunya mungkin berada jauh dari sana saat ledakan terjadi. Tapi, karena itu pula peluncuran tak dapat dibidik dengan sempurna. Selain kerusakan materi ringan, tak ada korban jiwa. Bambang Harymurti Laporan Seiichi Okawa (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus