SEPERTI pada beberapa KTT non-blok sebelumnya, delegasi RI ke
Havana tidak akan dipimpim oleh Presiden Soeharto. Pekan lalu
Fikri Jufri dan Susanto Pudjomartono dari TEMPO menemui Wapres
Adam Malik yang akan memimpin delegasi RI. Kutipan dari
wawancara itu:
Bagaimana sikap Indonesia dalam KTT Havana?
Sebagai salah satu pendiri, Indonsia tidak pernah absen dalam
gerakan non-blok. Keadaan dunia sekarang sangat campur aduk.
Kita tidak boleh meninggalkan peranan kita. Tidak bisa kita
biarkan non-blok hanyut begitu saja.
Lalu peranan apa yang akan dilakukan Indonesia?
Kita ingin membawa non-blok ke arah cita-cita semula, cita
kemanusiaan yang lebih baik dan berusaha menciptakan perdamaian
yang betul-betul di antara umat manush. Kita tidak menghendaki
blok-blok dan untuk mencapai itu. Kita sadar usaha itu tidak
mudah tapi kita tidak boleh mandeg. Kita harus mencari jalan
keluar. Non-blok harus menciptakan solidaritas yang kuat dan
nyata. Contohnya? Misalnya kita mcmbeli komoditi dari sesama
anggota yang miskin.
Masalah apa yang bisa merupakan pengganjal dalam KTT nanti?
Ada beberapa. Misalnya Kambodia. Asean berprinsip selama dalam
suatu negara ada suatu pemerintahan yang sudah kita akui kita
tidak akan mengakui pemerintahan Pol Pot. Blok Set tentu akan
menentang. Tetapi kana yang kita kemukakan adalah soal prinsip,
saya kira tidak akan sulit pemecahannya. Misalnya bisa kita
katakan andaikata besok tidak ada lagi pemerintahan lama,
otomatis kita akan mengakui pemerintahan yang ada. Formula
kita: selama ada dua pemerintah di sana biarkan masing-masing
berbicara dalam KTT, tapi kosongkanlah kursi Kambodia. Jadi
kedua pihak puas, semua mendengar apa yang ingin mereka
keluarkan. Sedang non-blok tidak pecah. Dan baik pemerintah Pol
Pot maupun Heng Samrin kan dua-duanya sudah diundang hadir. Yang
saya khawatirkan kalau Sihanouk datang, bisa dikerubuti dia
nanti.
Bagaimana dengan usaha untuk mengucilkan Mesir?
Presiden Tito sudah menolak setia usaha untuk mengucilkan Mesir.
Yang menjadi masalah jadinya ialah bagaimana bisa memuaskan
kelompok yang radikal menentang Mesir.
Masalah lainnya?
Yang sulit bila timbul kecam!ln dari beberapa negara Afrika pada
tuan rumah Kuba yang pernah mengirim pasukannya ke Afrika. Kita
harus menenteramkan kelompok ini agar jangan menimbulkan soal
ini dalam KTT karena persoalannya sudah lampau. Pasukan Kuba kan
sudah tidak ada lagi di sana. Hanya untuk memuaskan mereka, kita
harus menekankan lagi (lewat) suatu pcrnyataan bahwa tidak boleh
ada lagi .ampur tangan di negara-negara sesama anggota--apapun
yang terjadi--sebab itu bisa menimbulkan perpecahan. Kalaupun
akan memberi bantuan itu harus disetujui sebelumnya oleh
nonblok.
Apakah masalah Timor Timur bisa muncul lagi dalam KTT Havana?
Saya kira tidak, karena dalam pert(muan Kolombo (pertemuan
tingkat nenteri Biro Koordinasi Negara-negara Non-Blok awal
Juni lalu--Red) masalah itu sudah tidak ada lagi. Jadi secara
proseduril sudah tidak ada persoalan. Tapi karena asas non-blok
adalah kebebasan, bisa saja soal itu muncul. Namun tuan rumah
bisa secara taktis menjawab bahwa soal itu tidak menjadi acara
sidang.
Apakah bisa dikatakan gerakan non-blok terpecah dalam beberapa
blok.
Saya belum berani mengatakannya. Tapi terpecah dalam beberapa
pemikiran yang sempit karena ada kepentingan masing-masing.
Mengapa dalam forum Unctad yang menitik beratkan pada ekonomi
Indonesia memainkan peranan aktif sedang dalam non-blok yang
lebih politis Indonesia kurang bergairah? Ya, itulah yang harus
kita seimbangkan. Politik dan ekonomi harus sejalan, tidak
mungkin kita pisahkan. Itu akan kita tegaskan dalam KTT nanti.
Jadi apakah non-blok itu masih relevan ?
Menurut saya, itu masih perlu sekali terutama selama belum bisa
diciptakan tata ekonomi baru. Non-blok sebagai forum untuk
memperjuangkan itu. Yang pehting bagaimana supaya dunia
mempedulikan kita. Banyak ruangan yang bisa diisi non-blok.
Kepentingan nasional bisa digabungkan. Dorongan kebutuhan untuk
itu sekarang memang belum begitu terasa. Selama ini non-blok
lebih banyak bergerak di bidang politik, belum di bidang
ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini