Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Venezuela terjadi di pusat bersejarah Caracas, dengan akses menuju istana presiden Miraflores diblokir. Bentrok tersebut menyusul hasil pemilihan presiden yang diselenggarakan di Venezuela sehari sebelumnya, yang menyatakan kepala negara petahana, Nicolas Maduro, memenangkan pemilihan presiden untuk masa jabatan ketiganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di distrik pusat Caracas, ratusan orang bersenjata tongkat, beberapa dengan bom molotov tampak berkeliaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar pendemo menutupi wajah mereka dengan syal dan bandana. Para pengunjuk rasa melempar dan membakar puing-puing konstruksi di tengah jalan.
Di beberapa jalan, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Kendaraan lapis baja berjaga di dekat istana presiden.
Terdengar suara dentingan panci dan wajan di mana-mana, sebuah bentuk protes yang umum di Amerika Latin.
Pendukung oposisi di pusat Caracas melempar bom molotov ke polisi, dan polisi merespons dengan menggunakan gas,.
Tembakan terdengar beberapa kali di wilayah Avenida Urdaneta sebelumnya.
Gedung Majelis Nasional Venezuela dan Dewan Pemilihan Nasional (CNE) di pusat Caracas dijaga ketat oleh pasukan keamanan di tengah protes besar-besaran, lapor koresponden Sputnik dari lokasi kejadian.
Protes dimulai di berbagai kota di Venezuela pada Senin malam.
Ratusan orang berkumpul di pusat ibu kota, bentrok dengan polisi yang menggunakan gas air mata tidak terelakkan. Tembakan terdengar di jalan-jalan.
Petugas Garda Nasional yang menggunakan sepeda motor juga terlihat di jalan-jalan Caracas, beberapa di antaranya mengenakan masker gas.
Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa sejumlah negara telah mengintervensi pemilihan dan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
REUTERS