Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari, Peringati Kematian Ayahnya

Warga Korea Utara memperingati 10 tahun kematian Kim Jong-il. Selama masa berkabung, Kim Jong Un melarang warganya tertawa.

16 Desember 2021 | 13.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperingati 10 tahun kematian ayahnya Kim Jong-il. Pemerintah pun memaksa penduduk untuk merayakan masa berkabung selama 11 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Radio Free Asia, menurut seorang penduduk di Kota Sinuiju, selama 11 hari warga dilarang menunjukkan kegiatan apapun di depan umum. "Selama masa berkabung, kami tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," ujar seorang penduduk kota di perbatasan timur laut Sinuiju, di seberang Sungai Yalu dari Dandong China.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sumber itu mengatakan bahwa belanja bahan makanan juga dilarang. “Dulu banyak orang yang tertangkap karena minum atau mabuk selama masa berkabung. Mereka diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi," kata sumber tersebut.

Aturan keras ini tetap berlaku meski ada anggota keluarga yang meninggal. "Jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak boleh menangis dengan keras. Jenazahnya harus dibawa keluar setelah selesai. Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun sendiri di masa berkabung," kata sumber tersebut.

Kim Jong Il adalah ayah dari Kim Jong Un. Ia memerintah sejak ayahnya Kim Il Sung meninggal pada 1994 hingga 2011. Setelah Kim Jong Il meninggal, dia digantikan oleh anaknya Kim Jong Un hingga sekarang.

Pemerintahan Kim Jong Il merupakan salah satu periode tergelap dalam sejarah Korea Utara. Terjadi bencana kelaparan pada 1994-1998, yang menewaskan jutaan warga negara itu.

Pada masa berkabung, pemerintah Korea Utara juga mengerahkan polisi untuk mewaspadai penduduk yang tidak terlihat berduka. “Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak orang-orang yang merusak suasana berkabung kolektif,” kata seorang penduduk di provinsi barat daya Hwanghae Selatan kepada Radio Free Asia.

Perusahaan-perusahaan milik negara di Korea Utara dan juga diperintahkan menjaga orang-orang yang kelaparan selama masa berkabung. “Ketertiban dan keamanan sosial harus dipastikan, sehingga perusahaan bertanggung jawab mengumpulkan makanan untuk diberikan kepada warga dan karyawan yang tidak bisa masuk kerja karena kekurangan pangan,” kata sumber tersebut.

Baca: Kim Jong Un Promosikan Ideologi Baru Kimjongunisme, Apakah Itu?

RADIO FREE ASIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus