Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal

Rudal yang diluncurkan Korea Utara mirip dengan senjata taktis Rusia, Iskander.

6 Mei 2019 | 00.00 WIB

Penembakan sejumlah rudal jarak pendek dari semenanjung Hodo di dekat Kota Wonsan,  Korea Utara, 4 April lalu.
Perbesar
Penembakan sejumlah rudal jarak pendek dari semenanjung Hodo di dekat Kota Wonsan, Korea Utara, 4 April lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

SEOUL – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengawasi langsung uji coba peluncur roket dan senjata taktis pada Sabtu lalu. Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), menyatakan peluncuran roket ke timur laut Korea itu bertujuan menguji kinerja peluncur roket berkaliber besar dan senjata taktis oleh unit-unit pertahanan Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

KCNA melaporkan bahwa Kim menekankan perlunya mempertahankan kedaulatan politik dan ekonomi negara secara mandiri dalam menghadapi ancaman dan invasi. "Latihan itu, yang bertujuan menguji peluncur roket berkaliber besar, adalah untuk memeriksa kemampuan operasi dan akurasi kerja rudal," demikian laporan KCNA, kemarin. Pemimpin Korea Utara itu mengatakan kepada pasukannya agar ingat bahwa perdamaian dan keamanan sejati hanya bisa dijamin dengan kekuatan yang besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam pernyataannya mengatakan proyektil rudal tersebut ditembakkan dari kota pantai timur Wonsan pada sekitar pukul 9 pagi. Rudal jarak pendek itu terbang hingga sejauh 70 hingga 200 kilometer ke arah timur laut.

Foto-foto yang dirilis KCNA, menurut Kim Dong-yub, pengamat militer di Institut Kajian Timur Jauh di Universitas Kyungnam Korea, menunjukkan senjata-senjata taktis yang ditembakkan bisa berupa rudal balistik jarak dekat. "Yang tanpa disadari dari foto itu adalah rudal balistik jarak dekat yang dikenal sebagai Iskander versi Korea Utara," kata Kim. Para ahli mengatakan, senjata taktis Rusia, Iskander, dapat ditembakkan dengan jarak 60 hingga 500 kilometer dan sulit dicegat.

Uji coba rudal sering dilakukan Korea Utara. Peluncuran rudal terakhir dilakukan pada November 2017. Pyongyang kala itu menguji coba rudal balistik antarbenua. Uji coba tersebut menambah panjang sanksi terhadap Pyongyang. Peluncuran rudal seperti itu akan melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB, setidaknya dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.

Dilansir BBC, uji coba pada Sabtu tersebut merupakan upaya Pyongyang meningkatkan tekanan terhadap Washington agar menggiatkan pembicaraan nuklir. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Kim tidak mencapai kesepakatan dalam pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, pada akhir Februari lalu. Korea Utara menuntut Washington mencabut sanksi dengan imbalan pembongkaran sebagian dari program senjata nuklirnya. Namun Amerika menginginkan pembongkaran seluruh fasilitas nuklir Korea Utara.

Adapun Presiden Trump mencuit dan percaya bahwa Kim tidak akan membahayakan jalan menuju hubungan yang lebih baik. "Saya percaya bahwa Kim sepenuhnya menyadari potensi ekonomi Korea Utara yang besar dan tidak akan melakukan apa pun untuk mengganggu atau mengakhirinya," demikian cuitan Trump.

REUTERS | BBC | YONHAP | SUKMA LOPPIES


Jatah Makan Rakyat Dipangkas

KOREA Utara dilaporkan memangkas jatah makanan rakyatnya setelah mengalami panen terburuk dalam 10 tahun terakhir. Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan empat dari 10 warga Korea Utara mengalami kekurangan makanan kronis, dan pemotongan lebih lanjut untuk jatah minimal sudah diperkirakan setelah panen terburuk. Jatah resmi turun menjadi 300 gram--di bawah 11 ons--per orang per hari. Angka ini terendah selama periode tahun ini.

"Ditemukan 10,1 juta orang menderita kerawanan pangan parah, yang berarti mereka tidak memiliki cukup makanan sampai panen berikutnya," ujar juru bicara Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP), Herve Verhoosel, kemarin. Populasi Korea Utara, menurut Biro Pusat Statistik, mencapai 25,2 juta orang.

Seorang juru bicara Amerika mengatakan Korea Utara sejatinya dapat memenuhi kebutuhan rakyatnya jika mampu mengalihkan dana negara. "Rezim DPRK (Korea Utara) tampaknya mengeksploitasi kelaparan dan mengabaikan rakyatnya untuk memajukan program nuklir yang melanggar hukum."

Belum ada komentar dari Korea Utara atas laporan tersebut. Korea Utara selama bertahun-tahun mengandalkan pasokan reguler bantuan pangan PBB. Hasil pertanian Korea Utara merosot menjadi 4,9 juta ton pada 2018-19, artinya kekurangan 1,36 juta ton dari yang dibutuhkan.

SKY NEWS | Al JAZEERA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus