Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara kembali menerbangkan ratusan balon berisi sampah ke Korea Selatan. Balon-balon ini diterbangkan setelah saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong memperingatkan Seoul untuk menghentikan siaran propaganda di perbatasan kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pyongyang mengirim lebih dari 300 balon berisi limbah melintasi perbatasan antar-Korea pada Minggu malam, menurut militer Korea Selatan pada Senin, 10 Juni 2024. Kemarin Kim Yo Jong memperingatkan bahwa siaran melalui pengeras suara berisiko memicu konfrontasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah awal dari situasi yang sangat berbahaya,” kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah pada hari Minggu.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan balon terbaru hanya membawa kertas bekas dan plastik. Sebelumnya Korea Utara mengirim balon berisi pupuk kandang, tisu toilet, hingga puntung rokok.
Para pejabat militer mengatakan tidak mendeteksi adanya balon yang melayang di udara pada pukul 08.30.
Korea Selatan memulai kembali siaran melalui pengeras suara beberapa jam sebelumnya sebagai tanggapan terhadap Korea Utara yang mengirimkan lebih dari 1.000 balon pembawa sampah dalam beberapa minggu terakhir. Korea Selatan sebelumnya mengirimkan berita internasional hingga K-pop, yang dibatasi oleh rezim Kim Jong Un.
Pada 2018, Korea Selatan menghentikan siaran tersebut selama periode pemulihan hubungan kedua Korea yang diprakarsai oleh mantan Presiden Moon Jae-in.
Menurut Korea Utara, balon sampah itu dikirimkan sebagai aksi balasan atas aktivis Korea Selatan yang mengirimkan selebaran anti-Korea Utara dan stik USB berisi musik dan drama Korea Selatan ke seberang perbatasan. “Seoul tidak menginginkan ketegangan militer di perbatasan antar-Korea, dan Pyongyang tidak ingin informasi dari luar mengancam legitimasi rezim Kim,” kata Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans di Seoul.
AL JAZEERA