Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor gubernur negara bagian Red Sea, Sudan, pada Selasa, 30 Mei 2023, mengumumkan pemberlakuan jam malam di Port Sudan, yakni kota terbesar kedua setelah Khartoum. Jam malam berlaku mulai pukul 11 malam – 5 subuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komite keamanan negara menyatakan telah menangkap sejumlah pemberontak, yang disebut menyelinap dari wilayah luar. Para pemberontak tersebut rupanya telah merencanakan sejumlah aktivitas.
“Kami berterima kasih kepada kepada warga negara bagian Red Sea atas kerja samanya dan segera melaporkan kehadiran elemen-elemen pemberontak serta agen-agen mereka yang ada di wilayah tetangga,” demikian keterangan Kantor gubernur negara bagian Red Sea, tanpa menyebut secara detail kelompok pemberontak yang dimaksud.
Dengan adanya pemberontak yang menyelinap masuk ini, Komite keamanan negara juga telah memperpanjang status kedaruratan negara dan memberlakukan jam malam mulai pukul 11 malam sampai 5 pagi di wilayah Port Sudan.
Konflik berkecamuk di Ibu Kota Khartoum pada 15 April 2023. Dunia internasional sangat mendukung rencana transisi di bawah sebuah pemerintahan sipil lewat pemilu. Para pejabat tinggi di Angkatan Darat Sudan dan paramiliter RSF mengusai posisi-posisi pucuk di dewan penguasa Sudan sejak Presiden Sudan Omar al-Bashir didongkel dari kekuasaannya lewat gelombang unjuk rasa pada 2019.
Kudeta yang terjadi pada 2021 telah membuat kekuasaan diserahkan dari dewan penguasa Sudan ke warga sipil, namun sebelum keluar dari rantai komando dan restrukturisasi RSF di bawah transisi yang direncanakan.
Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan pada Selasa, 30 Mei 2023, muncul dalam sebuah rekaman video menyapa tentara Sudan. Al-Burhan mengatakan Angkatan Darat Sudan sudah setuju kalau gencatan senjata akan diperpanjang agar akses layanan untuk masyarakat sipil bisa diperoleh.
“Angkatan Darat Sudan belum menggunakan kekuatannya yang mematikan, namun akan terpaksa melakukannya jika musuh tidak patuh atau mau mendengar,” kata al-Burhan.
Badan PBB untuk anak-anak UNICEF mengatakan ada lebih dari 13.6 juta anak-anak di Sudan dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sudan memiliki populasi 49 juta jiwa.
Sumber: english.alarabiya.net
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.