Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asap kebakaran hutan di Australia yang membuat sesak nafas menghalangi langkah Bec Winter ke tempat yang aman, namun dia sangat yakin kudanya yang bernama Charmer akan menuntutnya ke jalan yang betul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari reuters.com, Winter pada Sabtu, 28 Desember 2019, memantau dengan ketat berita tentang kebakaran hutan yang terjadi di dekat kotanya atau sekitar 250 kilometer dari selatan Kota Sydney. Pada malam tahun baru, 31 Desember 2019, Winter bersama putranya Riley dan seorang keponakannya memutuskan untuk mengungsi, berlindung ke tempat yang lebih aman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langit berwarna merah ketika kebakaran hutan terus mengamuk di Mallacoota, Victoria, Australia, 31 Desember 2019. Kebakaran hutan yang melanda Australia menyebabkan kerugian tak hanya bagi penduduk sekitar, namun juga wisatawan. Jonty Smith from Melbourne/via REUTERS
Winter mengatar putra dan keponakannya ke pantai. Sedangkan dia menunggangi kudanya Charmer mencari tempat aman lainnya. Ketika asap semakin tebal, kondisi ini telah menghalangi jarak pandang Winter.
“Saya ketika itu sungguh tidak tahu apakah saya dan kuda saya berjalan ke arah yang mendekati kebakaran hutan atau ke arah mana. Saya tidak bisa mendapatkan informasi apapun. Yang saya tahu, kondisi saat itu sangat berasap,” kata Winter.
Winter menceritakan dia bisa merasakan panasnya api dan tak bisa membedakan apakah cahaya di sekelilingnya berasal dari api atau sinar matahari. Kondisi saat itu sungguh mengerikan, namun Winter sangat yakin kudanya akan membawanya keluar dari kobaran api dan menuju tempat yang aman.
“Kuda ini adalah pahlawan ku,” kata Winter.
Kuda betina peliharaan Winter itu membawa tuannya mengungsi ke sebuah klub malam setempat, yang berlokasi di pinggir pantai Kota Moruya, Australia. Klub malam itu saat musibah terjadi, dijadikan tempat pengungsian.
Australia dilanda musibah kebakaran hutan lebih awal dari yang diprediksi. Terhitung sejak September 2019, kebakaran hutan di Negara Kangguru itu telah menghanguskan lebih dari 5 juta hektar hutan dan 23 orang tewas. Pada Sabtu, 4 Januari 2019, kebakaran hutan semakin memburuk.
Foto 
