Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Denmark mengatakan pada Kamis memperkuat kemampuan pertahanannya secara signifikan di Kutub Utara, termasuk mengerahkan drone dan radar jarak jauh, karena penyusutan es telah mempercepat perlombaan di antara kekuatan global untuk mengendalikan sumber daya dan jalur air Arktik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan militer Denmark terjadi ketika Cina dan Rusia telah membuat langkah yang semakin signifikan di kawasan itu, bahkan ketika Denmark dan tetangga Arktik-nya telah mencoba selama puluhan terakhir mempertahankan kawasan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, 12 Februari 2021, anggota parlemen di negara Nordik itu setuju untuk menghabiskan setengah dari 1,5 miliar Krone Denmark (Rp 3,5 triliun) yang dialokasikan untuk drone guna meningkatkan pengawasan di Greenland, bagian semi-otonom dari Kerajaan Denmark.
Hampir 400 juta Krone (Rp 910 miliar) akan dihabiskan untuk radar pengawasan udara di Kepulauan Faroe yang terletak di Atlantik Utara.
"Kami telah melihat peningkatan aktivitas asing di Kutub Utara dan Atlantik Utara," kata Menteri Pertahanan Trine Bramsen.
"Kami membutuhkan pengawasan dan kehadiran yang lebih baik di kawasan ini - bukan untuk meningkatkan konflik, tetapi karena kami perlu menanggapi ancaman dengan serius," katanya.
Amerika Serikat juga telah meningkatkan fokus pada Kutub Utara dan Greenland dalam beberapa tahun terakhir. Mantan presiden Donald Trump menawarkan pada 2019 untuk membeli Greenland, pulau terbesar di dunia, dari Denmark.
Denmark, yang tergabung dalam NATO, memiliki satu pesawat, empat helikopter dan empat kapal untuk memantau wilayah yang luas. Selain menegakkan kedaulatan, mereka menangani inspeksi penangkapan ikan dan operasi pencarian dan penyelamatan. Enam kereta luncur yang ditarik oleh 80 anjing berpatroli di bagian timur laut Denmark yang terpencil.