Akhir tahun masih lama. Tapi tidak untuk Hillary Clinton. Waktu bahkan berlari terlalu cepat bagi Nyonya Presiden Amerika Serikat itu. Banyak yang mesti disiapkannya dari sekarang sembari menanti akhir tahun menjelang. Bulan Juni silam, dalam acara ''Good Morning America" bersama stasiun televisi ABC, ia menyatakan, ''Saya akan membentuk komite penjajakan pendapat pada Juli (1999). Setelah itu, saya akan menghabiskan sebagian besar waktu di New York." Itulah pernyataan resminya tentang kemungkinan pencalonan Senat tahun 2000.
Maka, gosip yang beredar lama di Washington itu bukan lagi gosip: Hillary siap pindah rumah sebelum tutup tahun, dari Washington DC ke New York, kota besar yang biasa disebut sebagai The Big Apple.
Dari Ibu Presiden menjadi (barangkali) Senator New York. Maka, sembari komite penjajakan pendapat bekerja, Hillary akan berkeliling, melihat dan mendengar ''apa keinginan rakyat New York".
Lalu, apa hebatnya kalaupun Hillary melamar menjadi senator? Dia toh punya semua syarat yang diperlukan: popularitas nasional, uang, dan pengaruh. Di atas semua itu: otak yang cerdas, bahkan konon sangat cerdas. Pengalamannya delapan tahun mendampingi Bill Clinton juga memberi tabungan pengalaman yang tidak kecil.
Jadi, wajar saja jika ia mengidam-idamkan jabatan itu: Senator New York. Kehebatan cita-cita Hillary barangkali harus dilihat dari sisi ini: upayanya adalah sebuah terobosan. Sebab, selama ini belum pernah ada ibu negara Amerika yang mengampanyekan diri sebagai senator.
Dengan semua kredibilitas ini, Hillary toh tetap dihadang berbagai rintangan. Pertama, ia bukan berasal dari New York. Sementara itu, para senator rata-rata mencalonkan diri mewakili daerah asal. Kedua, kendati Clinton suami-istri mapan secara finansial, kampanye sang Nyonya tetap membutuhkan dana yang luar biasa besarnya. Versi The Washington Post adalah US$ 20 juta (Rp 140 miliar pada kurs Rp 7.000).
Dengan demikian, kendati akhir tahun masih jauh, aktivitas pengumpulan dana sudah berlangsung. Termin pertama dibuka di New York, Illinois, dan Arkansas. Pengumpulan dana akan lebih diaktifkan bila komite penjajakan Hillary sudah didaftarkan di New York. Halangan lain, sudah pasti, datang dari latar belakang keluarganya. Perempuan kelahiran Chicago, 26 Oktober 1947, ini pernah menjalani penyidikan kriminal dalam kasus Whitewater. Yang paling gres, peristiwa perselingkuhan Clinton-Lewinsky, yang menampar telak wajah sang Ibu Negara.
Alumni Yale University ini tampaknya sudah berteguh niat untuk menjadi senator salah satu negara bagian paling bergengsi: New York State. Ia sudah mendapat dukungan luas dari kerabat dan kenalan. Dan Bill Clinton? ''Saya mendukung 100 persen, apa pun yang dia lakukan," ujar Pak Presiden, seperti dikutip Reuters. Namun, yang paling mendebarkan adalah menanti dukungan Chelsea, anak semata wayang. Mahasiswi 19 tahun itu memang tak mengatakan apa-apa. Ia hanya mengacungkan kedua ibu jarinya sembari tersenyum lebar kepada sang ibu. Itulah pertanda doa restu. Maka, ringanlah langkah Hillary menuju New York.
HYK
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini