Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

7 November 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irak Pantang Mundur

HINGGA akhir Oktober 2005, kantor berita Associated Press melansir jumlah prajurit Amerika Serikat yang tewas dalam invasi ke Irak mencapai 2.000 orang. Korban tewas lainnya sejak April 2003—awal invasi Amerika ke Irak—adalah 2.800 anggota pasukan keamanan Irak, 198 serdadu pasukan koalisi, serta puluhan ribu warga sipil. Kelompok antiperang MoveOn.org menggelar 1.200 upacara peringatan di seluruh Amerika untuk menyatakan kesedihan yang dalam dan meminta pemerintah segera menarik pasukan dari Irak.

Berita itu dibantah Departemen Pertahanan AS, Pentagon. Menurut mereka, korban tewas ”hanya” 1.994 orang, dengan catatan 437 orang tewas di luar pertempuran. Karena itu, Amerika tak perlu mengendurkan gerakan pasukannya. Malah sejak dua pekan lalu mereka terus menggempur beberapa wilayah yang dicurigai sebagai basis perlawanan.

Pada 31 Oktober, pasukan Amerika menggelar serangan udara ke perbatasan Suriah. Akibatnya, 40 warga Desa Al-Biba tewas. Sebagian besar dari mereka adalah pengungsi dari kota Hasiba, yang juga dibombardir dari udara. Militer Amerika menyatakan, serangan itu untuk menghabisi tempat persembunyian Abu Musab al-Zarqawi dan sel-sel jaringan Al-Qaidah. Lokasi ini menjadi target penyerangan sejak setahun lalu saat 10 ribu serdadu Amerika merangsek kota Al-Qaim untuk tujuan yang sama.

Palestina Donor Organ

Dukacita tak membutakan nurani. Itu yang terjadi pada orang tua Akhmad al-Khatib, 12 tahun. Akhmad tewas ditembak serdadu Israel saat sedang berjalan kaki dengan orang tuanya di kamp pengungsi Jenin pada 3 November lalu. Orang tuanya memutuskan untuk menyumbangkan organ tubuh Akhmad ke sebuah rumah sakit Israel demi kepentingan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai simbol damai.

Serdadu Israel berdalih, saat ditembak, Akhmad menggenggam senjata mainan yang tampak seperti asli. Hal itu dibantah Ismail al-Khatib, ayah Akhmad. Menurut dia, tangan putranya kosong. ”Ia belum sempat membeli mainan karena uangnya masih tersimpan utuh di saku saat jatuh tersungkur,” ujarnya. Akhmad dilarikan ke rumah sakit di Ramallah, lalu diteruskan ke Rumah Sakit Rambam di Haifa, Israel. Di tempat itu ia mengembuskan napas terakhir.

Menurut perwakilan keluarga, mereka rela menyerahkan organ tubuh Akhmad demi menyambung nyawa orang lain, meski nyawa bocah itu melayang akibat tembakan senjata tentara Israel. Mereka memperbolehkan organ tubuh Akhmad ditransplantasikan pada pasien Palestina maupun Israel. Semuanya demi terciptanya perdamaian di kawasan konflik itu.

Myanmar Pemerintahan Hutan

Pemerintah junta militer Myanmar, yang memegang tampuk kekuasaan sejak 1990, pekan lalu memindahkan pos-pos kementerian penting ke suatu tempat rahasia di dalam hutan. Sejak Minggu, konvoi truk-truk besar berangkat menempuh perjalanan sepanjang 600 kilometer ke arah utara Yangoon menuju Pyinmana, lokasi rahasia yang akan menjadi ibu kota pemerintahan administratif baru.

Menurut sumber BBC, kompleks pemerintahan baru itu luasnya 10 kilometer persegi, berisi gedung-gedung kementerian, perumahan bagi para pemimpin militer dan kalangan diplomat asing, serta gedung parlemen. Di dalamnya akan dibangun lapangan udara, rumah sakit, lapangan golf, dan pembangkit listrik tenaga air. Kementerian Dalam Negeri, Luar Negeri, Perdagangan, Perencanaan Nasional dan Pembangunan Ekonomi termasuk di antara yang pindah.

Sejauh ini belum ada pengumuman yang jelas tentang hal itu. Menurut seorang pengamat, relokasi ini dilakukan untuk menghadapi serangan asing. Para pegawai tidak tahu-menahu soal ini. ”Kami tidak boleh cuti, pindah, atau berhenti saat ini. Kami juga tidak boleh membawa keluarga,” kata seorang pejabat yang minta dirahasiakan karena larangan berbicara dengan pers.

India Amuk karena Sapi

Gara-gara isu penyembelihan sapi, penduduk muslim di Desa Mehndipur di Negara Bagian Uttar Pradesh diserbu warga Hindu pada 5 November malam. Menurut S.B. Shirodkar, kepala polisi setempat, penduduk Hindu di desa sebelah marah setelah mendengar penduduk muslim Mehndipur menyembelih dua ekor sapi untuk merayakan Idul Fitri. Bagi umat Hindu India, sapi adalah hewan suci.

Polisi terlambat menurunkan pasukan paramiliter ke Mehndipur dan sekitarnya untuk menghentikan kerusuhan berbau agama itu. Hasil penyidikan polisi jelas menunjukkan bahwa berita itu hanya rumor. Tidak ada seekor sapi pun yang disembelih warga muslim di wilayah tersebut.

Dalam kerusuhan itu, warga Hindu membakar 40 rumah. Akibatnya, tiga orang meninggal, serta 20 orang terluka. Sebanyak 45 penyerang ditangkap. Sekitar 15 persen dari 180 juta penduduk Uttar Pradesh beragama Islam. Kerusuhan sering terjadi antara warga mayoritas Hindu dan penduduk minoritas muslim gara-gara soal agama.

Argentina Anti-Bush

Ribuan orang memenuhi jalan-jalan di kota pantai Mar del Plata, Argentina. Mereka memprotes Presiden Amerika George Walker Bush dalam demonstrasi di tengah Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Benua Amerika pada 4 November lalu. Pertemuan yang membicarakan rencana pemberlakuan perdagangan bebas di wilayah itu gagal karena baru 29 dari 34 negara anggota yang sepakat dengan konsep Area Perdagangan Bebas Amerika (FTAA).

Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang tidak saja menentang perdagangan bebas, tapi juga kerap berseteru dengan Presiden Bush, berbicara lantang di hadapan sekitar 25 ribu demonstran. ”Semua yang ikut protes di sini membawa pacul dan Mar del Plata akan menjadi kuburan bagi FTAA!” teriaknya. Nama Bush berulang kali mengundang cemooh, sedangkan nama Presiden Kuba Fidel Castro terus dielu-elukan. Aksi itu diramaikan oleh kehadiran legenda sepak bola Argentina Diego Maradona dan kandidat Presiden Bolivia Evo Morales.

Demonstrasi damai itu berubah menjadi ricuh ketika ratusan orang yang terpisah dari barisan mengamuk, memecahkan kaca, menjarah toko-toko, dan kemudian menyerang polisi. Seseorang melemparkan bom molotov yang menyebabkan sebuah bank terbakar.

Peru Fujimori Ditangkap

Bekas Presiden Peru Alberto Fujimori, 67 tahun, ditangkap selang satu jam setelah kedatangannya di Cile pada Ahad 6 November lalu. Polisi Cile menciduk Fujimori di Hotel Marriott di Santiago tanpa perlawanan. Pemerintah Peru mengeluarkan perintah penangkapan itu dengan tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi selama mantan presiden berdarah Jepang itu berkuasa sejak 1990 hingga 2000. Fujimori sempat kabur ke Jepang dan pemerintah Tokyo menolak menyerahkan dia kepada pemerintah Peru dengan alasan Fujimori memiliki bukti kewarganegaraan Jepang.

Fujimori nekat masuk Cile atas saran pengacaranya dengan memanfaatkan ketegangan antara Cile dan Peru akibat konflik perbatasan. Ia berencana kembali lagi ke panggung politik Peru lewat pemilihan presiden pada 2006. ”Saya berencana tinggal sementara di Cile, namun saya akan memenuhi janji kepada rakyat Peru yang meminta saya berpartisipasi sebagai kandidat presiden,” katanya. Pemerintah Peru segera melayangkan permintaan ekstradisi dan Mahkamah Agung Cile mengeluarkan perintah penangkapan.

Amerika serikat Prodemokrat

Tahun depan rakyat AS akan memilih anggota Kongres. Hasil jajak pendapat kantor berita ABC dan harian Washington Post yang dirilis pada 6 November lalu bisa menjadi tolok ukur dua partai besar Amerika: Republik dan Demokrat. Hasil jajak pendapat menunjukkan, sebagian besar responden saat ini lebih menyukai Partai Demokrat ketimbang Partai Republik.

Para responden mengaku yakin bahwa Partai Demokrat lebih mampu melakukan tugas negara dibanding Partai Republik, kecuali untuk soal terorisme. Partai Demokrat juga dianggap lebih terbuka terhadap gagasan politik moderat daripada partai pesaingnya.

RFX/KS (WAFA/VOA/AP/Reuters/UPI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus