Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

26 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Filipina
Angelo ke Pelukan Keluarga

ANGELO de la Cruz, warga Filipina yang disandera kelompok Brigade Khalid Ibn Walid di Irak, akhirnya kembali lagi ke keluarganya. Tiba di Bandara Ninoy Aquino International Manila, Kamis pekan lalu, ayah delapan anak itu disambut sanak keluarga dan sejumlah pemuda dengan pesta bak menyambut pahlawan perang. Isak tangis pun tidak terbendung. "Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Gloria Macapagal Arroyo dan pemerintah kami. Saya tidak pernah melupakan hal ini," kata Angelo, 48 tahun.

Cruz diculik ketika bertugas sebagai sopir truk sebuah perusahaan di Irak. Penculiknya, Brigade Khalid, mengancam akan membunuh pria itu jika pemerintah Filipina tidak segera menarik pasukannya dari Irak—yang ditanggapi Arroyo. Sehari setelah Arroyo mengumumkan penarikan pasukan dari Irak, Angelo langsung dibebaskan dan dijemput langsung oleh Rafael Seguis, Deputi Menteri Luar Negeri Filipina.

Dua hari setelah pembebasan Angelo, enam sopir truk lain giliran disandera—tiga warga India, dua berkebangsaan Kenya, dan seorang asal Mesir. Mereka disekap kelompok militan yang mengusung Bendera Hitam sejak Kamis pekan silam. Para penculik mengancam membunuh satu demi satu sandera jika perusahaan Kuwait tidak segera hengkang dari Irak. Hingga akhir pekan lalu, nasib mereka belum jelas.

Turki
Kecelakaan Kereta, 36 Tewas

SEJUMLAH 36 orang tewas dan 68 lainnya luka-luka ketika serangkaian kereta api cepat celaka dalam uji coba dari Istanbul ke Ankara, Turki. Menurut pusat krisis pemerintah Turki, musibah terjadi di dekat Kota Pamukova, 100 kilometer timur Istanbul. Namun mereka tidak menyebut secara detail penyebab kecelakaan kereta berkecepatan tinggi yang membawa 230 penumpang itu. Hanya dikatakan, gerbong barang keluar dari rel saat memasuki Pamukova dan rangkaian kereta pun terguling. Penyelidikan lebih mendalam masih dilakukan.

Peristiwa itu mengagetkan warga Turki. Selama ini, di negeri amat sekuler itu jarang terdengar kecelakaan kereta api. Apalagi sebelumnya pejabat pemerintah lokal sempat menyatakan jumlah penumpang tewas 139 orang. Data itu kemudian direvisi. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan langsung mengunjungi lokasi kecelakaan dan membatalkan lawatannya ke Bosnia-Herzegovina.

Amerika Serikat
Iran, Target Bush Pasca-Irak

IRAN mungkin akan menjadi sasaran Amerika Serikat berikutnya, setelah melumatkan Irak. Itulah yang disinyalkan Presiden George Walker Bush saat membrifing pers soal kemungkinan keterlibatan Iran dalam Serangan 11/9 (2001) yang meluluhkan gedung World Trade Center di New York. "Kami sedang menggali bukti untuk mencari keterkaitan itu," kata Bush, awal pekan lalu. Pernyataan itu keluar tidak lama setelah CIA, Badan Intelijen Amerika, melansir bahwa para pelaku teror di gedung kembar itu masuk melalui Iran—meski mereka tidak menemukan bukti keterlibatan Teheran.

Sehari sebelumnya, pelaksana tugas Direktur CIA, John McLaughlin, membeberkan temuan CIA kepada televisi Fox News. Kini lembaga intelijen negara adidaya ini lagi merampungkan investigasi peristiwa yang dikenal sebagai tragedi 11 September itu. Rencananya, hasil penyelidikan sudah diketahui pada pekan ini. McLaughlin mengaku telah menemukan bukti bahwa sedikitnya delapan tersangka pelaksana serangan Al-Qaidah ke New York pernah berkunjung ke Iran.

Timor Leste
Demo Mengguncang Dili

DEMONSTRASI yang digelar kelompok pro-reformasi Timor Leste di halaman Palacio do Governo (istana pemerintahan) di Dili berakhir rusuh, Selasa pekan lalu. Tercatat 26 demonstran terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka memar dan patah kaki terkena "gempuran" polisi anti-huru-hara. Polisi juga menahan 31 pendemo.

Dalam keterangan persnya, Perdana Menteri Timor Leste Mari Alkatiri menuduh kelompok tersebut ditunggangi kepentingan elite politik oposisi untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpinnya. Suasana Dili memang kembali tenang. Namun sumber Tempo News Room menyebut kemungkinan aksi serupa akan berlanjut pekan-pekan berikutnya. "Jumlah pendemo akan lebih banyak. Tujuannya untuk menggulingkan pemerintahan Mari Alkatiri yang selama ini terkesan arogan dan tidak demokratis," kata sumber tadi.

Johan Budi S.P., Alexandre Assis (Dili), (BBC, AFP, CNN.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus